Memahami Cara Kerja Obat Penurun Kolesterol: Statin, Ezetimibe, dan Lainnya

Gaya hidup sehat memegang peranan krusial dalam menjaga kadar kolesterol tetap stabil. Namun, dalam beberapa kasus, perubahan pola makan dan peningkatan aktivitas fisik saja tidak cukup untuk mencapai target yang diinginkan. Dalam situasi seperti ini, intervensi medis melalui penggunaan obat penurun kolesterol seringkali menjadi solusi yang diperlukan.

Obat-obatan ini bekerja dengan berbagai mekanisme untuk membantu:

  • Menurunkan kadar LDL (Low-Density Lipoprotein), atau yang sering disebut sebagai kolesterol "jahat", yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
  • Menurunkan trigliserida, yaitu jenis lemak dalam darah yang juga berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung.
  • Meningkatkan kadar HDL (High-Density Lipoprotein), atau kolesterol "baik", yang berperan dalam melindungi tubuh dari penyakit jantung.

Dr. Faisal Parlindungan, seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), menjelaskan secara rinci mengenai mekanisme kerja berbagai jenis obat penurun kolesterol yang umum digunakan.

"Obat hipolipidemik bekerja dengan cara yang berbeda-beda. Misalnya, statin bekerja dengan menghambat enzim HMG-CoA reductase, yang berperan penting dalam produksi kolesterol di hati. Dengan menghambat enzim ini, produksi kolesterol oleh hati dapat dikurangi," ujar dr. Faisal.

Selain statin, obat lain yang sering diresepkan adalah Ezetimibe. Ezetimibe bekerja dengan menghambat penyerapan kolesterol di usus. Dengan demikian, jumlah kolesterol yang masuk ke dalam darah dapat dikurangi, sehingga membantu menurunkan kadar kolesterol secara keseluruhan.

Untuk mengatasi kadar trigliserida yang tinggi dan meningkatkan kadar HDL, dokter biasanya meresepkan obat yang mengandung fibrat. Fibrat bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase, yang berperan dalam memecah trigliserida dalam darah.

Jenis obat lain yang tersedia adalah Bile acid sequestrants. Obat ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus, sehingga mencegah penyerapan kembali asam empedu ke dalam tubuh. Akibatnya, hati akan memproduksi lebih banyak asam empedu dengan menggunakan kolesterol, sehingga kadar kolesterol dalam darah dapat diturunkan.

Dalam kasus-kasus tertentu, terutama pada pasien dengan risiko penyakit jantung yang sangat tinggi, dokter mungkin meresepkan obat suntik yang disebut PCSK9 inhibitors. Obat ini bekerja dengan cara menghambat protein PCSK9, yang berperan dalam mengatur jumlah reseptor LDL di hati. Dengan menghambat PCSK9, jumlah reseptor LDL di hati akan meningkat, sehingga lebih banyak LDL yang dapat diserap dari darah. PCSK9 inhibitors sangat efektif dalam menurunkan kadar LDL secara drastis, terutama pada pasien yang tidak dapat mencapai target yang diinginkan hanya dengan statin.

Selain mengonsumsi obat-obatan, dr. Faisal juga menekankan pentingnya menjaga berat badan yang sehat, mengurangi kebiasaan kurang bergerak (sedentari), dan mengatur pola makan yang sehat. Langkah-langkah ini sangat penting untuk menjaga kadar kolesterol tetap stabil dan mencegah penyakit jantung.

Dengan memahami cara kerja berbagai jenis obat penurun kolesterol, pasien dapat lebih aktif dalam berdiskusi dengan dokter mengenai pilihan pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi mereka. Kombinasi antara gaya hidup sehat dan penggunaan obat-obatan yang tepat dapat membantu mengendalikan kadar kolesterol dan mengurangi risiko penyakit jantung.