Tradisi Unik Jelang Idul Adha: Warga Terbah Kulon Progo Asah Kebersamaan Lewat Ketajaman Pisau Kurban

Menjelang Hari Raya Idul Adha, sebuah tradisi unik dan penuh makna berlangsung di Padukuhan Terbah, Kalurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Warga setempat berbondong-bondong mengasah pisau kurban secara bersama-sama, sebuah ritual yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Tradisi ini bukan sekadar tentang menajamkan alat potong, tetapi juga tentang mempererat tali silaturahmi dan gotong royong antar warga. Sejak pagi hari, belasan warga sudah berkumpul di pelataran Masjid Al Muttaqin Terbah, membawa serta berbagai jenis pisau, mulai dari pisau sembelih berukuran besar, pisau pengkulit, pisau iris daging, hingga kapak untuk memotong tulang. Suasana hangat dan penuh keakraban terasa saat mereka saling berbagi cerita sambil mengasah pisau masing-masing.

"Mengasah pisau bersama ini sudah menjadi tradisi kami dalam mempersiapkan penyembelihan hewan kurban," ujar Muhammad Yusuf Aliadi, Ketua Takmir Masjid Al Muttaqin Terbah. Pada Idul Adha tahun ini, kegiatan mengasah pisau bersama dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan kurban. Ungkal atau batu asah ditata berbaris di halaman masjid, lengkap dengan ember berisi air sebagai pelumas. Warga secara bergantian mengasah pisau mereka hingga tajam, kemudian dikeringkan, dibungkus, dan disusun rapi.

Parjiman, seorang warga yang dikenal memiliki keahlian khusus dalam mengasah pisau, turut hadir untuk mengawasi dan memberikan bimbingan. Dengan teliti, ia memeriksa setiap pisau yang diasah, memastikan ketajamannya optimal dan bebas dari karat. "Kebetulan, warga kami ini memang memiliki latar belakang di bidang pertukangan, jadi pengalamannya sangat membantu," imbuh Yusuf. Pisau yang tajam sangat penting untuk memastikan proses penyembelihan hewan kurban berjalan lancar, cepat, dan sesuai dengan syariat Islam.

Menurut Parjiman, untuk mendapatkan pisau sembelih yang benar-benar tajam dan berkualitas, dibutuhkan waktu setidaknya satu jam. "Pisau yang bagus dan tajam itu bisa langsung digunakan untuk menyembelih dalam satu kali percobaan," jelasnya. Setelah selesai diasah, pisau-pisau tersebut dikumpulkan dan disimpan dengan aman, untuk kemudian dibagikan kembali kepada warga saat pelaksanaan penyembelihan hewan kurban.

Tradisi mengasah pisau bersama ini bukan hanya sekadar persiapan teknis menjelang Idul Adha, tetapi juga sebuah simbol kebersamaan dan kepedulian sosial. Di tengah kesibukan mempersiapkan perayaan hari raya, warga Terbah menyempatkan diri untuk berkumpul, berinteraksi, dan saling membantu. Semangat gotong royong ini tercermin pula dalam kegiatan lain yang dilakukan di sekitar masjid, seperti memandikan sapi kurban, menyiapkan alat perebah sapi, dan menggali lubang untuk menampung darah hewan.

Masjid Al Muttaqin Terbah sendiri telah menjadwalkan penyembelihan hewan kurban pada pagi hari. Tahun ini, mereka menyiapkan 8 sapi dan 6 kambing untuk disembelih dan dibagikan kepada sekitar 300 kepala keluarga di sekitar masjid. "Kami berharap, daging kurban ini dapat membawa kebahagiaan dan keberkahan bagi seluruh warga," pungkas Yusuf.

Berikut adalah daftar kegiatan yang dilakukan warga dalam menyambut hari raya kurban:

  • Mengasah pisau bersama
  • Memandikan sapi
  • Menyiapkan alat merebahkan sapi
  • Menggali lubang penampung darah hewan

Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, warga Terbah Kulon Progo siap menyambut Hari Raya Idul Adha dengan penuh sukacita dan keberkahan.