Ulama Yahya Waloni Meninggal Dunia Saat Berkhotbah, Jenazah Diterbangkan ke Jakarta

Kabar duka menyelimuti umat Muslim di Indonesia. Ustaz Muhammad Yahya Waloni menghembuskan nafas terakhirnya saat sedang menyampaikan khotbah Jumat di sebuah masjid di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada hari Jumat (6/6/2025). Kepergian ulama yang dikenal dengan gaya dakwahnya yang lugas ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kerabat, dan para pengikutnya.

Menurut keterangan dari istri almarhum, Fipil Filawati, jenazah Ustaz Yahya Waloni akan dimakamkan di Jakarta. Keputusan ini diambil setelah berkoordinasi dengan pihak keluarga dan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kemudahan akses bagi para pelayat. "(Dimakamkan di) Jakarta," ungkap Fipil kepada awak media.

Proses pemulangan jenazah ke Jakarta dilakukan pada malam harinya. Jenazah diberangkatkan dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, menggunakan pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6269 pada pukul 20.25 Wita. Diperkirakan, pesawat akan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, sekitar pukul 21.45 WIB. Kedatangan jenazah disambut oleh sejumlah tokoh agama, keluarga, dan para pelayat yang telah menunggu di bandara.

Sebelum berpulang, Ustaz Yahya Waloni diketahui tengah melakukan safari dakwah di beberapa masjid di Kota Makassar. Menurut penuturan sang istri, almarhum tiba di Makassar sejak tanggal 1 Juni 2025 dengan tujuan untuk bersilaturahmi dan menyampaikan dakwah kepada masyarakat setempat. "Safari masjid dengan niat mencari donasi untuk bikin masjid," ujarnya. Semangat untuk membangun fasilitas ibadah bagi umat Muslim menjadi salah satu motivasi utama dalam safari dakwahnya kali ini.

Pada hari yang sama sebelum wafat, Ustaz Yahya Waloni sempat mengisi khotbah salat Idul Adha 1446 H di kawasan Jalan Rajawali, Makassar. Kemudian, pada siang harinya, beliau kembali naik mimbar untuk menyampaikan khotbah Jumat di Masjid Darul Falah, tempat beliau menghembuskan nafas terakhir. "Intinya Bapak khotbah Idul Adha (pagi tadi), lanjut khotbah Jumat, pingsan, udah itu aja," jelas Fipil dengan nada sedih.

Fipil mengungkapkan bahwa sebelum kejadian, Ustaz Yahya Waloni tampak sehat dan bersemangat. Tidak ada keluhan berarti yang dirasakan oleh almarhum, meskipun belakangan ini ia sering mengeluhkan pusing. "Sehat, semangat. Nggak ada keluhan apa-apa," kenangnya. Hal ini membuat kepergian Ustaz Yahya Waloni terasa sangat mendadak dan mengejutkan bagi keluarga dan orang-orang terdekatnya.

Lebih lanjut, Fipil membenarkan bahwa sang suami memiliki riwayat penyakit jantung bengkak. Namun, sebelum wafat, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kondisi jantungnya sedang kambuh. "Sebelumnya ada riwayat jantung bengkak, kan. Tapi, lagi nggak kondisi kayak gitu. Cuman pusing aja," tuturnya.

Menurut keterangan dari Ketua Masjid Darul Falah, Syahruddin Usman, Ustaz Yahya Waloni tampak bersemangat saat menyampaikan khotbah pertama. Materi khotbah yang disampaikan berkaitan dengan tauhid atau keesaan Allah SWT. "Sudah khotbah pertama, semangat, menyampaikan tentang ketauhidan," ujarnya.

Namun, saat memasuki khotbah kedua, suara almarhum mulai melemah. Beberapa menit kemudian, tubuhnya tiba-tiba tersungkur di mimbar hingga tak sadarkan diri. "Begitu sudah duduk, khotbah kedua, menyampaikan beberapa menit, langsung jatuh," imbuh Syahruddin. Para jamaah yang hadir segera memberikan pertolongan pertama dan melarikan Ustaz Yahya Waloni ke Rumah Sakit Umum (RSU) Bahagia. Sayangnya, setelah dilakukan pemeriksaan, nyawa almarhum tidak dapat diselamatkan. Jenazah kemudian dibawa kembali ke Masjid Darul Falah sebelum diberangkatkan ke Jakarta untuk dimakamkan. Kepergian Ustaz Yahya Waloni menjadi kehilangan besar bagi dunia dakwah di Indonesia. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.