Polemik Bursa Kerja: Kemenaker Tanggapi Kritik Efektivitas Job Fair
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer, yang akrab disapa Noel, memberikan tanggapan terkait sorotan publik terhadap efektivitas pelaksanaan bursa kerja atau job fair di Indonesia. Pernyataan ini muncul menyusul kritikan yang menyebutkan bahwa job fair hanyalah kegiatan seremonial belaka, seperti yang terjadi dalam sebuah acara di Cikarang, Kabupaten Bekasi, beberapa waktu lalu. Noel menegaskan agar masyarakat tidak menggeneralisasi seluruh pelaksanaan job fair berdasarkan satu kejadian tersebut.
Noel menunjuk pada pelaksanaan job fair yang diselenggarakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) pada akhir Mei lalu sebagai contoh keberhasilan. Menurutnya, acara tersebut berhasil menjaring tenaga kerja yang kemudian terserap oleh berbagai perusahaan. Ia menyayangkan adanya generalisasi yang menyamakan job fair Kemenaker dengan kejadian di Bekasi. Noel menerima kritik tersebut sebagai masukan yang berharga.
Kemenaker, kata Noel, siap untuk memaparkan data-data mengenai penyerapan tenaga kerja dari berbagai job fair yang telah dilaksanakan. Laporan data penyerapan dari job fair terakhir bahkan dijanjikan akan diselesaikan dalam waktu dekat. Kemenaker menargetkan penyelesaian laporan data dengan segera, sebagai bentuk keseriusan dan komitmen dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Klarifikasi Terkait Job Fair di Cikarang
Noel juga memberikan klarifikasi terkait job fair di Cikarang yang menuai kritik. Ia mengakui bahwa penilaian sebagian pihak yang menganggap acara tersebut hanya formalitas adalah hal yang wajar. Pasalnya, jumlah lowongan kerja yang tersedia saat itu hanya sekitar 2.500, sementara jumlah peserta yang hadir mencapai 25.000 orang. Ketidakseimbangan antara jumlah lowongan dan pencari kerja ini memicu anggapan bahwa acara tersebut kurang efektif.
Data Job Fair Kemenaker
Sebagai informasi, Job Fair Kemenaker yang diadakan pada 22–23 Mei 2024 di Kantor Kemenaker, Jakarta, menawarkan 52.476 lowongan pekerjaan dan dihadiri oleh 22.010 pencari kerja. Data dari Kemenaker mencatat bahwa 921 pelamar kerja telah mengikuti wawancara langsung dengan perusahaan selama acara tersebut.
Kritik yang Muncul di Media Sosial
Sebelumnya, keraguan terhadap efektivitas job fair kembali menjadi perbincangan setelah sebuah video viral di media sosial. Video tersebut menuding bahwa job fair hanya menjadi ajang pencitraan bagi perusahaan dan pemenuhan target kinerja (KPI) lembaga pemerintah. Narasi dalam video tersebut menyebut job fair sebagai sesuatu yang tidak relevan di era digital, dan hanya dimanfaatkan untuk branding perusahaan serta kerja sama dengan instansi pemerintah demi memenuhi target kedinasan.
Daftar Poin Penting:
- Wamenaker Immanuel Ebenezer menanggapi kritik terhadap efektivitas job fair.
- Kemenaker mengklaim job fair yang mereka selenggarakan berhasil menjaring tenaga kerja.
- Kemenaker siap mempublikasikan data penyerapan tenaga kerja dari job fair.
- Noel mengakui ketidakseimbangan antara lowongan dan pelamar di job fair Cikarang.
- Sebuah video viral menuding job fair hanya sebagai ajang pencitraan dan pemenuhan KPI.