Umat Muslim di seluruh dunia, termasuk lebih dari 1,6 juta jemaah yang berada di Tanah Suci, hari ini merayakan Idul Adha dan melaksanakan salah satu rukun utama ibadah haji, yaitu melempar jumrah. Ritual ini berlangsung di Mina, sebuah lembah di dekat Makkah, di mana jemaah melontarkan tujuh batu kecil ke tiga tiang yang melambangkan perlawanan Nabi Ibrahim terhadap godaan setan.

Prosesi lempar jumrah ini merupakan simbolisasi penolakan terhadap keburukan dan godaan duniawi, serta pengingat akan ketaatan Nabi Ibrahim kepada perintah Allah SWT. Kisah ini menceritakan bagaimana Nabi Ibrahim diuji dengan perintah untuk mengorbankan putranya, namun setan berusaha menggoyahkan imannya. Dengan melempar batu, Nabi Ibrahim menunjukkan keteguhan hatinya untuk taat kepada Allah SWT.

Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dilakukan di tengah cuaca ekstrem. Pemerintah Arab Saudi telah mengambil langkah-langkah antisipasi untuk melindungi jemaah dari sengatan panas, termasuk penyediaan fasilitas pendingin dan imbauan untuk minum air yang cukup. Selain itu, pihak berwenang juga menindak tegas praktik haji ilegal untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan seluruh jemaah.

Tragedi yang terjadi pada musim haji sebelumnya, di mana ratusan jemaah meninggal dunia akibat panas ekstrem, menjadi pelajaran berharga. Upaya mitigasi dan pengawasan ketat dilakukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Pemerintah Saudi berupaya memastikan bahwa hanya jemaah yang memiliki izin resmi yang dapat melaksanakan ibadah haji, sehingga mereka mendapatkan akses ke fasilitas dan layanan yang memadai.

Sistem kuota dan biaya haji yang tinggi mendorong sebagian orang untuk mencoba melaksanakan ibadah haji tanpa izin resmi. Namun, praktik ini sangat berisiko karena jemaah ilegal tidak terdaftar dan tidak mendapatkan perlindungan yang sama seperti jemaah resmi. Pihak berwenang Arab Saudi secara aktif melakukan razia dan menindak jemaah ilegal untuk menjaga ketertiban dan keselamatan selama pelaksanaan ibadah haji.