Kunjungan Macron ke Indonesia: Momentum Diplomasi Budaya dan Peluang Pariwisata

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, baru-baru ini melakukan kunjungan bersejarah ke Indonesia, menandai babak baru dalam hubungan bilateral kedua negara. Kunjungan ini, yang bertepatan dengan persiapan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Prancis pada tahun 2025, menjadi simbol penguatan kerja sama di berbagai bidang strategis, dari ekonomi hingga pertahanan.

Lebih dari sekadar kunjungan kenegaraan, lawatan Macron menyoroti potensi besar diplomasi budaya sebagai jembatan penghubung kedua bangsa. Kunjungan ke Candi Borobudur, misalnya, bukan hanya sekadar agenda protokoler, tetapi sebuah pernyataan mendalam tentang kekaguman Prancis terhadap warisan budaya Indonesia. Macron bahkan menyebut Borobudur sebagai simbol keunggulan manusia Indonesia dan sumber inspirasi bagi dunia.

Diplomasi Budaya: Lebih dari Sekadar Seremoni

Pengakuan Macron terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, yang sejalan dengan prinsip Liberté, Égalité, Fraternité yang dijunjung tinggi Prancis, membuka peluang untuk kolaborasi yang lebih erat di bidang kebudayaan. Prancis, dengan pengalaman panjang dalam melestarikan warisan dunia dan mengembangkan industri kreatif, dapat menjadi mitra strategis bagi Indonesia.

Prancis sangat menekankan pengembangan pariwisata dan penguatan sektor budaya. Di dalamnya juga mengembangkan industri budaya dan ekonomi kreatif yang menjadi tulang punggung kontribusi budaya terhadap perekonomian.

Belajar dari Prancis: Pengelolaan Warisan Budaya dan Pengembangan Pariwisata

Prancis telah membuktikan diri sebagai negara yang sukses mengelola warisan budayanya sebagai aset ekonomi kreatif. Lebih dari 130 museum di Paris, termasuk Louvre yang mendunia, menarik jutaan pengunjung setiap tahun. Keberhasilan ini didukung oleh sinergi antara industri museum, perfilman, fesyen, dan sektor kreatif lainnya.

Festival-festival budaya yang semarak, seperti Festival Avignon dan Festival Film Cannes, semakin memperkuat daya tarik Prancis sebagai destinasi wisata budaya kelas dunia. Infrastruktur pariwisata yang mumpuni, termasuk jaringan kereta cepat TGV, juga memudahkan wisatawan untuk menjelajahi berbagai pelosok negeri.

Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat dipelajari dari keberhasilan Prancis:

  • Investasi dalam Pelestarian Warisan Budaya: Komitmen kuat terhadap pelestarian warisan budaya sebagai identitas bangsa dan daya tarik wisata.
  • Pengembangan Industri Kreatif: Mendorong inovasi dan kreativitas di berbagai sektor, mulai dari fesyen hingga kuliner.
  • Pemanfaatan Teknologi: Mengintegrasikan teknologi dalam pengelolaan warisan budaya dan pengembangan pariwisata.
  • Promosi yang Efektif: Memasarkan daya tarik wisata secara global melalui berbagai saluran.

Momentum bagi Indonesia: Peluang dan Tantangan

Kunjungan Macron ke Indonesia menjadi momentum penting untuk memperkuat citra Indonesia sebagai destinasi budaya di mata dunia, khususnya di Eropa. Namun, momentum ini perlu dikapitalisasi secara optimal melalui:

  • Strategi pemasaran yang terukur: Menargetkan pasar Eropa dengan pesan yang relevan dan menarik.
  • Sinergi antarpemangku kepentingan: Melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam pengembangan pariwisata.
  • Program kerja sama konkret: Menjalin kemitraan dengan Prancis di bidang pelestarian budaya, pengembangan industri kreatif, dan promosi pariwisata.

Delegasi Prancis telah menyatakan kesiapan untuk berbagi pengalaman dan keahlian di berbagai bidang, termasuk pengelolaan situs warisan dunia, industri kreatif berbasis budaya, dan ekosistem industri MICE. Dengan langkah-langkah konkret, diplomasi budaya antara Indonesia dan Prancis dapat berkembang menjadi kemitraan yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi kedua bangsa.