Eskalasi Konflik: Israel Gempur Beirut, Lebanon Meradang di Ambang Idul Adha
Ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon kembali memanas setelah militer Israel melancarkan serangan udara ke wilayah pinggiran selatan Beirut, Kamis (6/6). Serangan ini menyasar sejumlah lokasi yang diklaim sebagai fasilitas milik kelompok Hizbullah.
Tindakan militer Israel ini mendapat kecaman keras dari Presiden Lebanon, Joseph Aoun. Ia menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran nyata terhadap kedaulatan Lebanon, terlebih dilakukan menjelang Hari Raya Idul Adha yang seharusnya menjadi momen penuh kedamaian dan refleksi.
Sebelum serangan, militer Israel mengeluarkan peringatan kepada warga di empat distrik di Dahiyeh, Beirut selatan, untuk segera mengungsi. Peringatan ini dilakukan sebagai persiapan atas serangan yang ditujukan pada lokasi yang diklaim sebagai pusat produksi drone bawah tanah Hizbullah yang didanai oleh Iran. Akibatnya, ribuan warga sipil terpaksa meninggalkan rumah mereka, menyebabkan kemacetan parah di wilayah tersebut.
Kantor Koordinator PBB untuk Lebanon turut menyampaikan keprihatinannya atas dampak serangan ini. Mereka menyatakan bahwa serangan tersebut menimbulkan ketakutan dan kepanikan di kalangan warga sipil, terutama menjelang perayaan Idul Adha. Situasi ini semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di Lebanon yang telah lama dilanda krisis ekonomi dan politik.
Presiden Aoun dalam pernyataannya menegaskan bahwa serangan Israel merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian internasional. Ia juga menyampaikan bahwa tindakan ini menunjukkan penolakan terhadap stabilitas, penyelesaian konflik, dan perdamaian yang adil di kawasan tersebut.
Diketahui bahwa Hizbullah dan Israel saling tuduh terkait pelanggaran ketentuan gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya. Gencatan senjata yang ditengahi beberapa bulan lalu itu diharapkan dapat mengakhiri konflik berkepanjangan antara kedua pihak.
Dalam perkembangan terpisah, militer Israel juga dilaporkan telah memperingatkan penduduk sebuah desa di Lebanon selatan untuk mengungsi sebelum serangan dilakukan. Hal ini mengindikasikan bahwa operasi militer Israel tidak hanya terbatas di wilayah Beirut, tetapi juga meluas ke wilayah selatan Lebanon lainnya.
Berikut poin-poin penting:
- Serangan Israel: Militer Israel menyerang pinggiran selatan Beirut, menargetkan lokasi yang diduga milik Hizbullah.
- Kecaman Presiden Lebanon: Presiden Joseph Aoun mengutuk serangan itu sebagai pelanggaran kedaulatan dan norma internasional.
- Peringatan Evakuasi: Israel memperingatkan warga di beberapa distrik untuk mengungsi sebelum serangan.
- Keprihatinan PBB: PBB menyatakan keprihatinannya atas dampak serangan terhadap warga sipil, terutama menjelang Idul Adha.
- Pelanggaran Gencatan Senjata: Israel dan Hizbullah saling tuduh melanggar gencatan senjata yang berlaku.
- Evakuasi di Lebanon Selatan: Israel juga memperingatkan penduduk desa di Lebanon selatan untuk mengungsi.