Usulan Pemberlakuan Kembali Tarif Jembatan Suramadu: Solusi Perawatan dan Pendorong Pariwisata

Usulan Pemberlakuan Kembali Tarif Jembatan Suramadu: Solusi Perawatan dan Pendorong Pariwisata

Anggota Komisi C DPRD Jawa Timur, Fuad Benardi, mengusulkan pemberlakuan kembali tarif penyeberangan Jembatan Suramadu. Usulan ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan biaya perawatan jembatan yang mencapai angka fantastis, yaitu Rp 400 miliar. Fuad berpendapat, penerapan sistem retribusi dapat menjadi sumber pendanaan yang efektif untuk menanggulangi beban perawatan tersebut dan sekaligus memicu pertumbuhan ekonomi serta sektor pariwisata di wilayah sekitar Suramadu. Dukungannya terhadap usulan ini disampaikan menyusul diskusi dengan koleganya dari Dapil Madura yang melihat potensi besar dari kebijakan tersebut.

"Setelah berdiskusi dengan anggota Dewan dari Dapil Madura, banyak yang menyarankan agar Jembatan Suramadu kembali menerapkan sistem berbayar seperti sebelumnya. Dengan persetujuan Pemkot Surabaya dan Pemkab Bangkalan, serta dukungan regulasi dari provinsi, kami siap mendukung penuh rencana ini," ujar Fuad, mengutip pernyataan dalam wawancara dengan Antara pada Selasa (11/3/2025).

Fuad menekankan besarnya biaya perawatan Jembatan Suramadu yang mencapai ratusan miliar rupiah. Menurutnya, penerapan sistem tiket masuk dapat menjadi solusi alternatif untuk mengurangi beban keuangan negara dalam perawatan infrastruktur vital ini. "Biaya perawatannya sangat besar, mencapai ratusan miliar. Sistem ticketing dapat menjadi solusi yang efektif untuk mendanai renovasi dan pemeliharaan jembatan, alih-alih terus membebani anggaran negara," tegasnya.

Potensi Pengembangan Wisata dan Ekonomi Kawasan Suramadu

Lebih dari sekadar solusi perawatan infrastruktur, usulan ini juga diyakini dapat mendorong pengembangan potensi wisata di sekitar Jembatan Suramadu. Fuad melihat adanya peluang untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai destinasi wisata baru yang menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara. Kerja sama yang telah diinisiasi oleh Pemkot Surabaya dan Pemkab Bangkalan dalam pengembangan kawasan ini diharapkan dapat merealisasikan potensi tersebut.

"Pemkot Surabaya dan Pemkab Bangkalan telah merencanakan kerja sama untuk mengembangkan kawasan Suramadu. Jika berhasil, hal ini akan berdampak positif terhadap perekonomian, pariwisata, dan UMKM di sekitar kawasan tersebut. Masyarakat tidak hanya akan melintasi jembatan, tetapi juga dapat menikmati berbagai atraksi wisata yang ditawarkan," papar Fuad.

Selain itu, pengembangan kawasan Suramadu juga diharapkan dapat mengurangi angka urbanisasi warga Madura ke Surabaya dan menghapus stigma negatif bahwa Madura merupakan daerah termiskin di Jawa Timur. "Harapannya, dengan pengembangan kawasan Suramadu, masyarakat Madura tidak perlu lagi berurbanisasi ke Surabaya. Hal ini akan memperbaiki kondisi perekonomian di Madura," imbuhnya.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, telah menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan Kabupaten Bangkalan dalam pengembangan sektor pariwisata di kawasan Suramadu. Jika rencana ini terwujud, Jembatan Suramadu berpotensi menjadi ikon wisata baru Jawa Timur, dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian masyarakat di sekitarnya.

Dukungan dan Tantangan

Meskipun usulan ini memiliki potensi besar, beberapa tantangan perlu dipertimbangkan. Aspek teknis penerapan sistem retribusi, kajian dampak sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar, serta penentuan besaran tarif yang tepat memerlukan perencanaan dan kajian yang matang. Keterlibatan semua pemangku kepentingan, baik pemerintah daerah, masyarakat, hingga para ahli, sangat krusial untuk memastikan keberhasilan rencana ini.

Implementasi rencana ini juga perlu memperhatikan aspek keadilan dan aksesibilitas bagi masyarakat, terutama bagi penduduk lokal di Madura. Mekanisme pemberian keringanan atau pembebasan tarif bagi penduduk lokal perlu dipertimbangkan agar tidak memberatkan masyarakat sekitar.