Operasional Tambang Anak Usaha Antam di Raja Ampat Dihentikan Sementara Akibat Isu Lingkungan

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara operasional PT Gag Nikel, anak perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (Antam), di wilayah Raja Ampat. Keputusan ini diambil menyusul meningkatnya kekhawatiran publik terkait potensi kerusakan ekosistem di kawasan tersebut.

PT Gag Nikel menyatakan sikap menghormati keputusan pemerintah dan siap untuk bekerja sama dalam proses verifikasi lapangan yang akan dilakukan. Plt Presiden Direktur PT Gag Nikel, Arya Arditya, menyampaikan bahwa perusahaan memahami pentingnya transparansi dan kepatuhan terhadap regulasi, terutama yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal.

"PT Gag Nikel menghormati dan menerima sepenuhnya keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk menghentikan sementara kegiatan operasional kami di Pulau Gag, Raja Ampat, hingga proses verifikasi lapangan selesai," ujar Arya dalam keterangan tertulis.

Menurut Arya, PT Gag Nikel telah mengantongi seluruh perizinan yang diperlukan dan menjalankan operasionalnya dengan berpegang pada prinsip-prinsip Good Mining Practices. Pihaknya pun siap untuk menyerahkan dokumen pendukung yang dibutuhkan selama proses verifikasi oleh Kementerian ESDM.

"Gag Nikel juga beroperasi di luar daerah konservasi ataupun Geopark Unesco. Izin operasional yang didapat oleh Gag Nikel termasuk dalam Kawasan Penambangan Raja Ampat di dalam tata ruang daerah," tambahnya.

Arya menjelaskan bahwa PT Gag Nikel juga menjalin koordinasi intensif dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam pengawasan dan pemantauan operasional tambang.

Sejak memperoleh izin operasi produksi pada tahun 2017 dan memulai operasional pada tahun 2018, PT Gag Nikel mengklaim telah menjalankan berbagai program keberlanjutan, di antaranya:

  • Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) sejak 2018 hingga Desember 2024. Perusahaan telah merehabilitasi 666,6 hektare DAS, dengan 231,1 hektare tanaman berhasil tumbuh dan sudah diserahkan, 150 hektare dalam proses penilaian, dan 285 hektare dalam proses perawatan.
  • Reklamasi Area Tambang seluas 136,72 hektare (per April 2025), dengan penanaman lebih dari 350.000 pohon, termasuk 70.000 pohon endemik dan lokal untuk mempercepat pemulihan ekosistem.
  • Konservasi terumbu karang melalui program transplantasi terumbu karang seluas 1.000 m² di kawasan pesisir Raja Ampat, dengan monitoring triwulanan oleh tim internal dan pengawasan tahunan bersama Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong.

Arya menegaskan bahwa operasi PT Gag Nikel di Raja Ampat membuktikan bahwa kegiatan pertambangan dan upaya konservasi dapat berjalan selaras dengan prinsip tanggung jawab.