Indonesia Genjot Pengembangan Listrik Panas Bumi: Target 5,2 GW dalam Satu Dekade

Pemerintah Indonesia menargetkan pengembangan signifikan sektor energi panas bumi dengan ambisi membangun pembangkit listrik berkapasitas 5,2 gigawatt (GW) dalam kurun waktu 10 tahun mendatang. Target ambisius ini tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034, sebuah cetak biru strategis yang diluncurkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai panduan utama dalam pengembangan energi nasional.

PLN Indonesia Power (PLN IP), sebagai garda terdepan dalam pengelolaan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di bawah naungan PLN, menyatakan kesiapannya untuk mendukung penuh transisi energi nasional ini. Direktur Utama PLN IP, Edwin Nugraha Putra, menegaskan komitmen perusahaan dalam keterangan tertulisnya. Ia menjelaskan bahwa PLN IP mengelola dan mengembangkan pembangkit listrik panas bumi melalui anak perusahaannya, PLN Indonesia Geothermal. Keberadaan PLN Indonesia Geothermal sebagai pemain kunci di sektor PLTP tanah air, didukung oleh kapasitas teknis dan infrastruktur memadai, menjadikan PLN IP optimis dalam mengoptimalkan potensi panas bumi yang ada.

Edwin Nugraha Putra menekankan bahwa panas bumi memegang peranan krusial sebagai tulang punggung transisi energi di Indonesia. Pemanfaatan sumber daya panas bumi menawarkan solusi jangka panjang untuk menjaga ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi emisi karbon secara signifikan. Data menunjukkan bahwa PLN Indonesia Geothermal telah berhasil menghasilkan energi hijau sebesar 5,6 GWh selama lima tahun terakhir. Kontribusi ini setara dengan pengurangan emisi karbon dioksida (CO2e) sebesar 4.760 ton, sebuah pencapaian yang membuktikan efektivitas panas bumi dalam mengurangi jejak karbon.

Pengembangan energi panas bumi ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, sebuah komitmen global yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain fokus pada panas bumi, PLN IP juga menunjukkan minatnya dalam mengembangkan potensi energi terbarukan lainnya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Perusahaan juga membuka pintu bagi kolaborasi investasi melalui inisiatif Hijaunesia dan Hydronesia, yang bertujuan untuk menarik investasi dalam proyek-proyek energi bersih.

Dengan peran strategisnya, PLN IP terus bertransformasi menjadi penggerak utama dalam pemanfaatan energi terbarukan untuk mendukung tercapainya NZE. Langkah-langkah ini sejalan dengan arahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang menekankan pentingnya energi terbarukan sebagai prioritas pembangunan nasional. Menteri Bahlil mendorong seluruh pemangku kepentingan, termasuk pelaku industri kelistrikan, untuk berperan aktif dalam membangun ekosistem energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pemerintah Indonesia, menurutnya, konsisten dalam mendorong energi terbarukan sebagai wujud nyata dari transisi energi yang sedang berlangsung.

Inisiatif Kolaborasi:

  • Hijaunesia: Inisiatif untuk menarik investasi dalam proyek energi bersih.
  • Hydronesia: Inisiatif untuk menarik investasi dalam proyek energi bersih berbasis air.

Jenis Pembangkit Listrik Terbarukan yang Dikembangkan:

  • Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
  • Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
  • Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)