Indonesia Optimistis Jadi Eksportir Jagung dan Perluas Pasar Kelapa Global

markdown Kalimantan Barat - Indonesia menargetkan untuk menghentikan impor jagung pada tahun 2026 dan memperkuat posisinya sebagai pengekspor komoditas pertanian utama. Selain jagung, pemerintah juga berfokus pada pengembangan kelapa sebagai produk ekspor unggulan.

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan hal tersebut saat memimpin panen raya jagung di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Ia menyatakan keyakinannya bahwa produksi jagung nasional terus meningkat dan Indonesia akan segera mencapai swasembada jagung.

"Tahun lalu kita masih impor jagung sekitar 500 ribu ton, saya kira tahun 2026 sudah tidak impor lagi," ujar Presiden Prabowo.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menambahkan bahwa Indonesia siap mengekspor 27.000 ton jagung ke Malaysia pada pertengahan Juni 2025. Jagung yang diekspor berasal dari berbagai daerah yang sedang panen, termasuk Bengkayang. Ekspor jagung ini menandai langkah penting dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan membuka peluang pasar baru bagi Indonesia.

Selain jagung, kelapa juga menjadi fokus pemerintah sebagai komoditas ekspor potensial. Menurut Menteri Amran, Indonesia memiliki keunggulan dalam budidaya kelapa karena tidak banyak negara yang dapat menanamnya dalam skala besar. Harga kelapa juga mengalami peningkatan signifikan, yang menjadi potensi ekonomi sangat besar bagi para petani kelapa di Indonesia.

"Kelapa ini punya potensi besar. Harga naik dari Rp 1.000 per biji menjadi Rp 5.000 sampai Rp 6.000, bahkan sudah sampai Rp 10.000 per kilogram," jelas Amran.

Pemerintah menargetkan nilai ekspor kelapa Indonesia dapat mencapai Rp 60 triliun dengan mengembangkan hilirisasi produk kelapa seperti minyak kelapa, santan, briket batok, dan serat sabut.

Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya diversifikasi dan pengolahan hasil pertanian untuk memberikan nilai tambah bagi petani dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Ia menyarankan agar jagung diolah menjadi produk-produk alternatif seperti keripik dan nasi jagung. Produk turunan jagung tersebut dinilai lebih sehat daripada nasi biasa.

Upaya hilirisasi jagung dan kelapa diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi petani dan meningkatkan pendapatan mereka. Dengan langkah-langkah strategis ini, pemerintah optimis Indonesia akan menjadi pemain utama dalam pasar ekspor jagung dan kelapa global.