Anomali Pasar Sapi Bangkalan Jelang Idul Adha: Harga Meroket, Pembeli Lesu
Menjelang perayaan Idul Adha, pasar sapi di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, mengalami dinamika yang cukup kompleks. Kenaikan harga yang signifikan tidak serta merta diikuti dengan peningkatan daya beli masyarakat, menciptakan anomali yang dirasakan langsung oleh para pedagang.
Di Pasar Blega, misalnya, para penjual sapi mengeluhkan penurunan drastis jumlah pembeli dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sahril, seorang pedagang sapi dari Kecamatan Galis, mengungkapkan bahwa penurunan omzet penjualan tahun ini sangat terasa. Jika pada Idul Adha tahun sebelumnya ia mampu menjual hampir seluruh stoknya, tahun ini, mendekati hari raya kurban, masih ada beberapa ekor sapi yang belum laku. Kondisi ini diperparah dengan kenaikan harga sapi yang mencapai jutaan rupiah per ekor.
Zakaria, pedagang sapi di Pasar Langkap, juga menyampaikan keluhan serupa. Ia menyebutkan bahwa harga sapi di pasar tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan, mencapai empat hingga empat setengah juta rupiah per ekor. Kenaikan ini tentu saja memberatkan para pembeli, terutama mereka yang memiliki anggaran terbatas.
Berikut rincian kenaikan harga sapi yang dilaporkan oleh pedagang:
- Pasar Blega: Kenaikan harga berkisar antara Rp 3.000.000 per ekor.
- Pasar Langkap: Kenaikan harga mencapai Rp 4.000.000 - Rp 4.500.000 per ekor.
Meskipun demikian, beberapa pembeli seperti Nizar dari Kecamatan Burneh, tetap memutuskan untuk membeli sapi meski dengan harga yang lebih tinggi. Ia beralasan bahwa keterbatasan tempat dan pengetahuan tentang perawatan sapi membuatnya memilih untuk membeli hewan kurban menjelang hari raya.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi daya beli masyarakat terhadap hewan kurban. Kenaikan harga yang signifikan, kondisi ekonomi yang belum stabil, atau perubahan preferensi masyarakat dalam berkurban menjadi beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap situasi ini. Para pedagang berharap agar pemerintah daerah dapat memberikan solusi untuk mengatasi masalah ini, sehingga tradisi berkurban tetap dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.