Tren Impor Indonesia: Barang Konsumsi Menyusut, Bahan Baku dan Modal Meningkat di April 2025
Pergeseran Struktur Impor Indonesia Terjadi di Bulan April 2025
Jakarta, Indonesia - Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso, mengungkapkan adanya dinamika menarik dalam struktur impor Indonesia selama bulan April 2025. Data menunjukkan penurunan signifikan pada impor barang konsumsi, sementara impor bahan baku dan barang modal justru mengalami peningkatan yang cukup besar.
Menurut laporan yang disampaikan Menteri Budi Santoso, impor barang konsumsi tercatat sebesar 1,70 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp27,6 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 2,21 persen dibandingkan bulan sebelumnya, Maret 2025, yang mencatatkan angka 1,74 miliar dolar AS. Beberapa komoditas barang konsumsi yang mengalami penurunan impor antara lain monitor, mobil listrik, dan jeruk mandarin.
Sebaliknya, impor bahan baku dan penolong mengalami kenaikan sebesar 11,09 persen, mencapai 14,97 miliar dolar AS, naik dari 13,5 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya. Peningkatan juga terjadi pada impor barang modal, yang naik sebesar 5,66 persen, dari 3,70 miliar dolar AS menjadi 3,91 miliar dolar AS.
Komoditas Utama dan Negara Asal Impor
Beberapa komoditas bahan baku yang mengalami lonjakan impor meliputi emas batangan nonmoneter, gula tebu, dan jet turbo. Sementara itu, pada kategori barang modal, peningkatan terbesar terjadi pada unit pengolah lainnya, aparatus pengirim suara dan data, serta komputer pribadi (PC).
Secara keseluruhan, total impor Indonesia pada April 2025 mencapai 20,59 miliar dolar AS. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 8,80 persen dibandingkan Maret 2025 dan melonjak 21,84 persen dibandingkan April 2024. Kenaikan ini didorong oleh impor nonmigas yang naik 14,39 persen dibandingkan Maret 2025. Sementara itu, impor migas justru mengalami penurunan sebesar 19,44 persen. Jika dibandingkan dengan April 2024, impor nonmigas meningkat 29,86 persen, sedangkan impor migas turun 15,57 persen.
Beberapa produk impor nonmigas yang mengalami lonjakan terbesar secara bulanan antara lain:
- Gula dan kembang gula (naik 128,61 persen)
- Logam mulia dan perhiasan (128,06 persen)
- Kain rajutan (76,06 persen)
- Biji dan buah mengandung minyak (54,37 persen)
- Filamen buatan (49,45 persen)
Negara-negara pemasok utama impor nonmigas Indonesia masih didominasi oleh Tiongkok, Jepang, dan Singapura. Ketiga negara ini menyumbang 52,68 persen dari total impor nonmigas pada April 2025. Kenaikan impor terbesar berasal dari Swiss (naik 344,72 persen), Uni Emirat Arab (110,61 persen), Afrika Selatan (72,55 persen), Kanada (58,33 persen), dan Singapura (53,86 persen).
Impor Kumulatif Januari-April 2025
Secara kumulatif, dari Januari hingga April 2025, total impor Indonesia mencapai 76,29 miliar dolar AS. Nilai ini menunjukkan peningkatan sebesar 6,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh naiknya impor nonmigas sebesar 9,18 persen, sementara impor migas mengalami penurunan sebesar 8,27 persen.
Pergeseran tren impor ini menunjukkan adanya perubahan dalam kebutuhan dan aktivitas ekonomi di Indonesia. Peningkatan impor bahan baku dan barang modal mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas produksi dan investasi, sementara penurunan impor barang konsumsi bisa jadi mencerminkan perubahan preferensi konsumen atau peningkatan produksi dalam negeri.