Wali Kota Yogyakarta Tegaskan Pentingnya Pekerjaan Rumah dalam Sistem Pendidikan
Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki pandangan berbeda terkait kebijakan penghapusan pekerjaan rumah (PR) bagi siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, berpendapat bahwa PR tetap memiliki peran penting dalam sistem pendidikan yang terstruktur.
Menurut Hasto, sistem pendidikan yang ada saat ini telah memiliki kurikulum dan aturan yang jelas mengenai penugasan dan jam tatap muka. Oleh karena itu, penghapusan PR tidak dapat dilakukan secara serta merta tanpa adanya regulasi baru yang mendukung perubahan tersebut. Ia menekankan bahwa PR merupakan bagian integral dari sistem pendidikan di Yogyakarta dan tidak bisa dilarang begitu saja.
"Saya kursus di Harvard saja dikasih PR kok," ujarnya. "Dikasih PR 20 lembar suruh baca, besok suruh menerangkan. Membaca itu penting, PR tidak harus membebani."
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Suhirman, sependapat dengan Hasto. Ia menjelaskan bahwa PR memiliki beberapa fungsi penting, di antaranya:
- Meningkatkan kerjasama antar siswa.
- Memfasilitasi komunikasi dengan lingkungan.
- Mendorong pembelajaran berkesinambungan, baik di sekolah maupun di rumah.
Suhirman menambahkan bahwa PR yang diberikan kepada siswa tidak harus memberatkan, melainkan bersifat ringan dan bertujuan untuk pengembangan diri.
Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan terhadap kebijakan yang diterapkan oleh Gubernur Jawa Barat, yang mewajibkan sekolah untuk memulai kegiatan belajar mengajar lebih awal dan menghapus PR bagi siswa. Kebijakan tersebut menuai beragam reaksi dari masyarakat, khususnya para orang tua murid di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor. Sebagian orang tua mendukung kebijakan tersebut dengan alasan kedisiplinan, sementara yang lain khawatir akan kesiapan anak dan dampaknya terhadap proses belajar di rumah.
Dengan demikian, Pemerintah Kota Yogyakarta memilih untuk mempertahankan PR sebagai bagian dari sistem pendidikan yang ada, dengan keyakinan bahwa PR memiliki manfaat yang signifikan bagi perkembangan siswa. Meskipun demikian, jenis dan tingkat kesulitan PR perlu disesuaikan agar tidak memberatkan siswa dan tetap relevan dengan tujuan pembelajaran.