Bank Mega Syariah Optimalkan Pembiayaan Ritel di Tengah Penurunan Suku Bunga BI
Bank Indonesia (BI) telah mengambil langkah strategis dengan menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin, kini berada di angka 5,50%. Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 20-21 Mei 2025. Selain itu, BI juga menyesuaikan suku bunga Deposit Facility menjadi 4,75%, sementara suku bunga Lending Facility tetap stabil di 6,25%. Penurunan ini menandai kali kedua BI melakukan pelonggaran kebijakan moneter sepanjang tahun 2025.
Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat memicu pertumbuhan investasi dan meningkatkan daya beli masyarakat. Menanggapi peluang ini, Bank Mega Syariah mengambil langkah proaktif dengan memperkuat fokus bisnisnya pada ekosistem mitra di sektor-sektor vital seperti kesehatan, pendidikan, dan sektor publik. Strategi ini bertujuan untuk memaksimalkan dampak positif dari penurunan suku bunga dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Menurut Hanie Dewita, Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah, tren penurunan suku bunga berpotensi menurunkan cost of fund atau biaya dana perbankan. Penurunan suku bunga Deposit Facility menjadi 4,75% diharapkan dapat menurunkan biaya dana mahal seperti deposito, sehingga meningkatkan efisiensi operasional bank.
"Per April 2025, rasio cost of fund Bank Mega Syariah telah menunjukkan penurunan menjadi 4,30% dari 4,55% pada Desember 2024. Kami berharap penurunan suku bunga ini akan semakin menekan cost of fund Bank Mega Syariah," ujar Hanie dalam keterangan resminya, Kamis (5/6/2025).
Penurunan cost of fund memberikan fleksibilitas bagi bank untuk menyesuaikan margin, yang berpotensi meningkatkan Net Interest (NI). Hal ini tercermin dari peningkatan rasio NI Bank Mega Syariah dari 4,04% pada bulan Maret menjadi 4,21% pada bulan April 2025.
Hanie menambahkan bahwa kombinasi penurunan suku bunga dan strategi optimalisasi fungsi intermediasi perusahaan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan bisnis. Bank Mega Syariah mencatat total pembiayaan sebesar Rp 8,9 triliun per April 2025, meningkat signifikan sebesar 25,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan sebesar 4,3% menjadi lebih dari Rp 11,4 triliun. Efektivitas fungsi intermediasi ini tercermin dari financing to deposit ratio (FDR) yang optimal, mencapai 84,9%, naik dari 69,2% pada April 2024.
"Peningkatan penyaluran pembiayaan dan penurunan cost of fund secara bersamaan berkontribusi pada peningkatan pendapatan bank. Hingga April 2025, pendapatan setelah distribusi bagi hasil meningkat lebih dari 5% dibandingkan April 2024, mencapai Rp 216,6 miliar di tahun 2025. Peningkatan pembiayaan ini tetap diimbangi dengan kualitas aset yang terjaga, dengan rasio non performing financing (NPF) di bawah 1%," jelas Hanie.
Bank Mega Syariah menawarkan berbagai layanan bisnis korporasi yang komprehensif, termasuk pembiayaan modal kerja dan joint financing, serta pengembangan tabungan payroll di seluruh ekosistem nasabah korporasi.
Melalui pendekatan B2B2C (business to business to consumer), Bank Mega Syariah tidak hanya menjalin kerjasama dengan korporasi, tetapi juga memperluas jangkauan layanan perbankan kepada seluruh ekosistem perusahaan tersebut. Tujuannya adalah memberikan solusi keuangan yang komprehensif dan terintegrasi.
"Kami berupaya menyediakan pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah korporasi. Selain itu, kami juga memperkuat bisnis pembiayaan ritel di dalam nasabah korporasi dengan menawarkan produk konsumer seperti pembiayaan rumah, pembiayaan tanpa agunan (PTA), pembiayaan haji khusus, dan pembiayaan konsumer lainnya melalui Syariah Card," kata Hanie.
Selain pembiayaan ritel, Bank Mega Syariah juga menyediakan layanan pendanaan ritel kepada ekosistem nasabah korporasi melalui produk seperti tabungan haji, tabungan berkah digital, dan deposito digital yang dapat diakses melalui mobile banking M-Syariah.
Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H, Bank Mega Syariah bekerja sama dengan Rumah Zakat untuk memberikan layanan pembelian hewan kurban yang praktis melalui M-Syariah. Nasabah juga berkesempatan mendapatkan harga khusus dengan menggunakan Syariah Card.
Bank Mega Syariah juga menawarkan keuntungan bagi jamaah haji yang bertransaksi menggunakan Syariah Card di tanah suci, dengan program cashback hingga Rp 1 juta. Program ini juga berlaku di Turki, UEA, dan Qatar.
"Sejak diluncurkan pada 2023, Syariah Card menjadi salah satu alat pembayaran favorit nasabah Bank Mega Syariah. Hal ini tercermin dari peningkatan jumlah penyaluran pembiayaan Syariah Card setiap tahunnya," ujar Eva Dahlia Kusumawati, Syariah Card Business Division Head Bank Mega Syariah.
Per April 2025, total pembiayaan Syariah Card meningkat lebih dari 228% dibandingkan periode April 2024. Transaksi Syariah Card selama periode Januari hingga April 2025 didominasi oleh transaksi ritel dan marketplace (13%), diikuti oleh belanja pakaian dan aksesoris (9%), restoran (8%), serta produk kesehatan dan kecantikan (7%).