Sreeya Sewu Indonesia (SIPD) Bukukan Keuntungan di Tengah Penurunan Penjualan pada Tahun 2024

PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,3 miliar pada tahun 2024, sebuah pembalikan signifikan dibandingkan kerugian sebesar Rp 17,3 miliar yang dialami pada tahun sebelumnya. Keberhasilan ini diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada hari Kamis, 5 Juni 2025.

Direktur Utama SIPD, Sungkono Sadikin, menjelaskan bahwa peningkatan profitabilitas ini merupakan hasil dari serangkaian langkah efisiensi yang diterapkan perusahaan. Langkah-langkah tersebut meliputi pengendalian beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta beban keuangan. Selain itu, peningkatan pendapatan dari investasi keuangan juga memberikan kontribusi positif terhadap perbaikan kinerja laba bersih.

Perusahaan mencatat laba bersih per saham sebesar Rp 1,18, sebuah peningkatan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatatkan rugi per saham sebesar Rp 11,1. Meskipun demikian, SIPD mencatat penurunan penjualan bersih sebesar 11,99% secara tahunan, dengan total penjualan sebesar Rp 5,36 triliun dibandingkan dengan Rp 6,09 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Rincian penjualan berdasarkan segmen operasi utama perusahaan adalah sebagai berikut:

  • Pakan ternak: Rp 2,61 triliun (48,71% dari total penjualan)
  • Pembibitan dan peternakan ayam: Rp 1,51 triliun (28,24%)
  • Ayam potong dan makanan beku: Rp 1,24 triliun (23,06%)

Aset konsolidasian perusahaan tercatat sebesar Rp 3,12 triliun pada akhir tahun 2024, mengalami penurunan sebesar 4,94% dibandingkan dengan Rp 3,28 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari sisi operasional, SIPD terus berupaya meningkatkan efisiensi melalui penerapan teknologi smart farm berbasis IoT (Internet of Things), penguatan rantai dingin (cold chain distribution), inovasi produk, dan penerapan teknologi halal blockchain. Perusahaan juga secara aktif memperluas jaringan distribusi di luar kota-kota besar dan meningkatkan pemasaran digital untuk memperkuat brand awareness serta menarik lebih banyak konsumen melalui promosi dan kampanye media sosial.

Direktur sekaligus Chief Financial Officer SIPD, Natanael Yuyun Suryadi, menjelaskan bahwa penurunan penjualan, terutama pada segmen pakan ternak, disebabkan oleh kelangkaan jagung pada kuartal pertama tahun 2024. Sebagai respons, perusahaan menerapkan strategi selektif dengan membatasi penjualan dan melakukan diversifikasi produk. Peningkatan profitabilitas juga didorong oleh penjualan produk campuran (mix product) yang berfokus pada pakan dengan margin kotor yang lebih tinggi, khususnya produk non-chicken food.

Selain itu, penjualan makanan beku segmen premium dengan merek Royal dan Belfoods juga memberikan kontribusi signifikan terhadap laba perusahaan, dengan tingkat pertumbuhan yang jauh lebih tinggi dibandingkan produk lainnya. Efisiensi biaya operasional juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan laba bersih perusahaan.

SIPD menargetkan tingkat laba bersih yang moderat hingga akhir tahun 2025, dengan proyeksi laba yang relatif sama dengan tahun 2024. Perusahaan berharap dapat mencapai pertumbuhan double digit.

Dalam RUPST tersebut, juga diputuskan susunan baru jajaran komisaris dan direksi perusahaan, yaitu:

Dewan Komisaris

  • Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen: Antonious Joenoes Supit
  • Komisaris: Eddy Tamboto
  • Komisaris: Stephanie Verawaty Gondokusumo
  • Komisaris: Theo Lekatompessy

Dewan Direksi

  • Direktur Utama: Sungkono Sadikin
  • Direktur: Irvan Cahyana
  • Direktur: Natanael Yuyun Suryadi
  • Direktur: Kent Kurnadi Sarosa