Produktivitas Padi di Malang Meningkat Signifikan di Tengah Penyusutan Lahan Sawah
Kota Malang mengalami fenomena unik dalam sektor pertaniannya. Meskipun luas lahan sawah aktif mengalami penyusutan yang signifikan, produktivitas beras justru melonjak tajam. Data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang menunjukkan adanya penurunan lahan sawah aktif dari 1.610,91 hektare pada tahun 2024 menjadi 788 hektare pada tahun 2025. Namun, produksi beras meningkat drastis dari 6.060,97 ton menjadi 15.000 ton pada periode yang sama.
Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan, menjelaskan bahwa lonjakan produktivitas ini mengindikasikan adanya peningkatan efisiensi dalam pengelolaan lahan. Meskipun produksi beras lokal baru mampu memenuhi sekitar 37 persen dari total kebutuhan konsumsi beras masyarakat Kota Malang yang mencapai 40.000 ton per tahun, pemerintah kota terus berupaya untuk mengatasi defisit tersebut.
Strategi Pemkot Malang Mengamankan Pasokan Beras
Untuk memastikan ketersediaan beras bagi masyarakat, Pemkot Malang mengandalkan beberapa strategi utama, diantaranya :
- Kerjasama dengan Bulog: Pemkot Malang aktif berkoordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk memenuhi kebutuhan beras. Bulog memiliki peran penting dalam menyerap gabah petani dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram, sehingga dapat menjaga stabilitas harga dan pasokan.
- Kemitraan dengan Daerah Lumbung Padi: Pemerintah Kota Malang memperkuat jaringan kerjasama dengan daerah-daerah penghasil padi untuk memastikan pasokan beras yang berkelanjutan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada satu sumber pasokan dan mengantisipasi potensi gangguan produksi.
- Pupuk Bersubsidi Tepat Sasaran: Pemkot Malang memastikan penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani dilakukan secara tepat sasaran sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang terdata dalam sistem elektronik (e-RDKK). Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi dan mengurangi biaya produksi bagi petani.
Upaya Peningkatan Produksi Padi
Selain pupuk bersubsidi, Pemkot Malang juga memberikan bantuan lain kepada petani untuk mendukung peningkatan produksi padi, yaitu :
- Bantuan Bibit Padi: Pemerintah kota mendistribusikan bibit padi unggul kepada petani untuk meningkatkan potensi hasil panen.
- Alat Pertanian: Bantuan alat pertanian diberikan untuk mempermudah proses penanaman, perawatan, dan panen padi, sehingga meningkatkan efisiensi kerja petani.
- Jaring Pelindung Bulir Padi: Jaring pelindung bulir padi dibagikan untuk melindungi tanaman dari serangan hama burung, yang dapat menyebabkan kerugian signifikan bagi petani.
- Rodentisida: Rodentisida diberikan untuk pengendalian hama tikus, yang seringkali menjadi masalah serius bagi petani padi.
Slamet Husnan menambahkan bahwa mekanisme pengajuan usulan kebutuhan pupuk melalui e-RDKK dilakukan setiap tahun dengan melibatkan partisipasi aktif kelompok tani dan penyuluh pertanian. Hal ini bertujuan untuk memastikan data yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan. Pada tahun 2024, alokasi pupuk subsidi yang terdiri dari 501 ton urea dan 657 ton nitrogen, fosfor, dan kalium (NPK) telah disalurkan kepada sekitar 2.000 petani di Kota Malang.
Mengenai opsi perluasan lahan persawahan dengan memanfaatkan aset milik daerah, Slamet menyatakan bahwa hal tersebut memungkinkan. Namun, implementasinya akan sangat bergantung pada ketersediaan dan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) akan melakukan kajian mendalam mengenai proporsi dan kemampuan anggaran untuk mewujudkan rencana tersebut.