Penukaran Uang Jelang Lebaran di Yogyakarta: Antrean Panjang dan Kendala Sistem Digital
Penukaran Uang Jelang Lebaran di Yogyakarta: Antrean Panjang dan Kendala Sistem Digital
Sejak pagi hari Selasa, 11 Maret 2025, halaman Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, dipadati warga yang mengantre untuk menukarkan uang baru menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Mereka berasal dari berbagai daerah di Yogyakarta dan sekitarnya, rela datang sejak pagi untuk mendapatkan uang pecahan kecil yang layak edar. Salah satu warga, Marno dari Minggir, Sleman, mengatakan dirinya harus mendaftar secara daring terlebih dahulu sebelum bisa menukarkan uangnya di lokasi. Meskipun telah mendaftar online, ia tetap harus mengantre kembali dan menunggu giliran untuk menukarkan uang sebesar Rp 4 juta.
Namun, proses penukaran uang tidak semulus yang dibayangkan. Marno mengungkapkan bahwa masyarakat tidak dapat menentukan pecahan uang yang diinginkan. Pecahan uang yang diterima sepenuhnya ditentukan oleh Bank Indonesia (BI). Ketidakpastian ini menjadi salah satu tantangan bagi warga yang ingin mempersiapkan uang dengan pecahan tertentu untuk kebutuhan lebaran.
Sementara itu, Sugeng, warga Kauman, mengalami kendala teknis dalam proses pendaftaran daring. Ia mengaku gagal mendaftar melalui aplikasi resmi BI meskipun telah mencoba hingga sepuluh kali. Sistem yang mengalami server down dan kendala sinyal menjadi penyebab utama kegagalannya. Sugeng membandingkan pengalamannya tahun-tahun sebelumnya di mana penukaran uang dapat dilakukan langsung di bank tanpa kendala sistem digital. Pengalamannya ini menggambarkan tantangan yang dihadapi masyarakat dalam mengakses layanan penukaran uang secara digital, terutama bagi mereka yang kurang familiar dengan teknologi atau memiliki kendala akses internet.
Kondisi ini memperlihatkan adanya kesenjangan digital dalam layanan publik. Bagi warga yang terbiasa dengan sistem konvensional, transisi ke sistem digital untuk layanan seperti penukaran uang menimbulkan kesulitan tersendiri. Kegagalan sistem pendaftaran daring tak hanya menimbulkan kerugian waktu, tetapi juga menimbulkan kekecewaan bagi warga yang telah datang dari jauh.
Bank Indonesia (BI) DIY sendiri telah mempersiapkan dua lokasi penukaran uang terpadu sebagai bagian dari program Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (SERAMBI) 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan uang layak edar (ULE) bagi masyarakat menjelang hari raya. Secara nasional, BI telah mempersiapkan ULE sebesar Rp 180,9 triliun. Di Yogyakarta, layanan penukaran terpadu bekerja sama dengan sembilan bank, antara lain Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, BPD DIY, BSI, Bank Muamalat, Bank CIMB Niaga, dan Bank Mandiri Taspen, akan diselenggarakan di dua lokasi: Lapangan Denggung, Sleman (18 Maret 2025) dan Alun-Alun Puro Pakualaman, Yogyakarta (19-20 Maret 2025).
Meskipun BI telah menyediakan layanan penukaran uang, pengalaman warga seperti Marno dan Sugeng menunjukkan perlunya evaluasi dan peningkatan sistem, khususnya dalam hal aksesibilitas dan keandalan sistem pendaftaran daring. Peningkatan kualitas layanan dan antisipasi terhadap potensi kendala teknis menjadi kunci agar program penukaran uang dapat berjalan lancar dan memberikan kemudahan bagi seluruh masyarakat.
- Layanan penukaran uang terpadu BI DIY melibatkan sembilan bank.
- Lokasi penukaran uang terpadu: Lapangan Denggung (18 Maret) & Alun-alun Puro Pakualaman (19-20 Maret).
- BI menyediakan Rp 180,9 triliun uang layak edar secara nasional.