Rupiah Berpotensi Perkasa: Dolar AS Tertekan Data Sektor Jasa yang Kontraksi
Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Kemerosotan Sektor Jasa Amerika
Jakarta, Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diproyeksikan mengalami penguatan. Sentimen negatif terhadap data ekonomi AS menjadi faktor utama yang menekan mata uang Negeri Paman Sam tersebut.
Lukman Leong, seorang analis mata uang dari Doo Financial Futures, menyoroti bahwa sektor jasa AS, yang selama ini menjadi pilar kekuatan ekonomi, secara tak terduga mengalami kontraksi pada bulan Mei. Kondisi ini memberikan dampak signifikan terhadap indeks dolar.
"Penurunan tajam pada indeks dolar membuka peluang bagi penguatan rupiah pada perdagangan hari ini," ujarnya.
Selain itu, kebijakan tarif baja dan aluminium yang diterapkan juga turut membebani dolar AS. Kebijakan ini berpotensi memperlambat laju pertumbuhan ekonomi AS secara keseluruhan.
Dampak Kebijakan Tarif dan Data Tenaga Kerja AS
Dampak negatif dari kebijakan tarif yang diterapkan sebelumnya sudah mulai terasa di sektor jasa, yang notabene lebih stabil dibandingkan sektor manufaktur. Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan pelaku pasar terhadap prospek ekonomi AS ke depan. Bahkan, ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga acuan AS pun mulai bermunculan.
Data tenaga kerja AS menjadi fokus utama pasar pada pekan ini, terutama data yang dirilis pada hari Jumat. Sebelumnya, data Non Farm Payrolls AS versi ADP untuk bulan Mei menunjukkan penambahan pekerjaan yang jauh di bawah ekspektasi pasar, yaitu hanya 37.000 dibandingkan dengan perkiraan sebesar 111.000.
Menurut Ariston, hasil ini juga dapat memberikan tekanan tambahan pada dolar AS.
"Potensi penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini masih mengarah ke level 16.200, dengan potensi resisten di kisaran 16.300," ucapnya.
Pergerakan Rupiah Terkini
Berdasarkan data terkini, rupiah berada pada level Rp 16.274 per dolar AS, menguat 20,50 poin atau 0,13 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.294,5 per dolar AS.
Sementara itu, mengacu pada kurs tengah Jisdor, nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.305 per dolar AS, melemah dibandingkan hari sebelumnya yang berada di level Rp 16.288 per dolar AS.
Berikut adalah poin-poin penting yang memengaruhi pergerakan rupiah:
- Kontraksi sektor jasa AS
- Kebijakan tarif baja dan aluminium
- Data Non Farm Payrolls AS
- Ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS
Disclaimer: Informasi ini bersifat sementara dan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi pasar.