Mahasiswa Unila Meninggal Usai Diksar Mapala, Keluarga Laporkan Dugaan Kekerasan

Keluarga Pratama Wijaya Kusuma, seorang mahasiswa Universitas Lampung (Unila) yang meninggal dunia setelah mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) organisasi mahasiswa pecinta alam (Mapala), telah melaporkan dugaan tindak kekerasan yang menyebabkan kematian putranya ke Polda Lampung.

Wirnawani, ibu dari almarhum Pratama, mengungkapkan bahwa kondisi jenazah anaknya memprihatinkan. Menurutnya, terdapat indikasi kekerasan fisik yang dialami Pratama selama mengikuti Diksar Mapala. "Anak saya mengalami luka memar akibat pukulan dan tendangan di beberapa bagian tubuh, termasuk kepala dan dada. Bahkan, salah satu kuku kakinya terlepas," ujar Wirnawani usai membuat laporan di Polda Lampung.

Wirnawani menjelaskan bahwa setelah mengikuti Diksar, kondisi kesehatan Pratama menurun drastis dan memerlukan perawatan intensif di rumah sakit. "Kondisinya sangat lemah, sehingga harus dirawat di rumah sakit. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan adanya gumpalan cairan di kepala," tambahnya.

Kuasa hukum keluarga korban, Icen Amsterly, menyatakan bahwa laporan polisi dibuat untuk mengungkap secara jelas penyebab kematian Pratama Wijaya Kusuma. Pihaknya berharap pihak kepolisian dapat melakukan investigasi menyeluruh dan membawa pelaku yang bertanggung jawab atas kematian Pratama ke pengadilan.

Kasus ini menambah daftar panjang insiden kekerasan yang terjadi dalam kegiatan orientasi atau pelatihan mahasiswa. Diharapkan, pihak universitas dan organisasi mahasiswa dapat lebih meningkatkan pengawasan dan memastikan keselamatan para peserta dalam setiap kegiatan yang diadakan.