Lonjakan Kasus COVID-19 Global Terjadi, WHO Soroti Kawasan Asia Tenggara dan Perlunya Kewaspadaan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menyampaikan perkembangan terkini terkait situasi pandemi COVID-19 di tingkat global. Prof. Tjandra Yoga Aditama, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), merangkum tujuh poin penting yang disampaikan oleh WHO terkait hal tersebut.

WHO telah memasukkan COVID-19 ke dalam Diseases Outbreak News (DONs) sejak akhir Mei 2025, menandakan situasi global yang perlu diwaspadai. Sejak pertengahan Februari 2025, terjadi peningkatan kasus infeksi SARS-CoV-2 secara global. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya test positivity rate hingga mencapai 11 persen.

Kenaikan kasus ini terutama terjadi di tiga wilayah WHO: Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat. Indonesia termasuk dalam kawasan Asia Tenggara, sehingga turut merasakan dampak peningkatan kasus tersebut. Perubahan varian virus corona yang beredar di masyarakat juga menjadi perhatian WHO. Varian LP.8.1 yang sebelumnya dominan kini mulai digantikan oleh varian NB.1.8.1, yang termasuk dalam kategori Variant Under Monitoring (VUM). Secara global, varian NB.1.8.1 telah mencapai 10.7 persen dari kasus yang terdeteksi. Informasi terkait keberadaan varian NB.1.8.1 di Indonesia masih belum tersedia.

Menanggapi dinamika ini, WHO merekomendasikan agar setiap negara menerapkan pendekatan terpadu berbasis risiko. Hal ini berarti bahwa respons terhadap COVID-19 harus disesuaikan dengan kondisi dan risiko yang ada di masing-masing negara. Vaksinasi COVID-19 juga ditekankan sebagai bagian penting dari strategi penanggulangan pandemi secara menyeluruh, terutama untuk melindungi kelompok rentan.

Berikut adalah poin penting mengenai vaksinasi COVID-19 menurut WHO:

  • Merupakan bagian dari program penanggulangan COVID-19 yang menyeluruh.
  • Tetap menjadi intervensi penting untuk mencegah penyakit berat dan kematian akibat COVID-19.
  • Sangat penting bagi kelompok risiko tinggi.

Mengingat tren peningkatan kasus secara global, Prof. Tjandra mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Pemerintah juga diharapkan untuk memperkuat upaya pengendalian berdasarkan data dan perkembangan varian virus yang ada.