Amerika Serikat Kembali Menolak Resolusi Gencatan Senjata di Gaza dalam Sidang DK PBB
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) kembali gagal mengesahkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera dan permanen di Gaza, setelah Amerika Serikat (AS) menggunakan hak vetonya. Langkah ini menandai berlanjutnya perbedaan pendapat internasional mengenai cara terbaik untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama antara Israel dan kelompok militan Hamas.
Penjabat Duta Besar AS untuk PBB, Dorothy Shea, menjelaskan bahwa pemerintahannya tidak dapat mendukung resolusi yang gagal mengutuk Hamas secara tegas dan menyerukan pelucutan senjata kelompok tersebut. Shea menekankan bahwa resolusi tersebut berpotensi merusak upaya diplomatik yang sedang berlangsung, yang dipimpin oleh AS, untuk menengahi kesepakatan gencatan senjata. Diketahui bahwa AS merupakan sekutu utama dan pemasok senjata bagi Israel.
Keputusan AS ini menuai kritik dari berbagai pihak. Ke-14 anggota DK PBB lainnya memberikan suara mendukung resolusi tersebut, yang didasarkan pada meningkatnya kekhawatiran tentang krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza. Wilayah tersebut, yang dihuni oleh lebih dari dua juta orang, menghadapi kekurangan makanan dan akses terbatas ke bantuan kemanusiaan, meskipun Israel telah mencabut blokade selama 11 minggu terakhir.
Situasi di Gaza semakin diperparah oleh berlanjutnya operasi militer Israel. Serangan-serangan tersebut dilaporkan telah menyebabkan puluhan korban jiwa, menurut otoritas kesehatan Gaza, sementara militer Israel juga melaporkan kehilangan personel dalam pertempuran. Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward, mengecam keras keputusan Israel untuk memperluas operasi militernya dan membatasi bantuan kemanusiaan, menyebutnya sebagai tindakan yang "tidak dapat dibenarkan, tidak proporsional, dan kontraproduktif."
Israel sendiri menolak seruan untuk gencatan senjata tanpa syarat, dengan alasan bahwa Hamas tidak dapat diizinkan untuk tetap berada di Gaza. Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menyatakan bahwa negara-negara anggota DK PBB yang mendukung resolusi tersebut memilih untuk "menyerah pada teror" dan menghalangi jalan menuju perdamaian.
Hamas juga mengutuk veto AS, dengan menyebutnya sebagai cerminan "bias buta" pemerintah AS terhadap Israel. Kelompok tersebut juga menekankan bahwa resolusi yang ditolak itu juga menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan pihak lainnya.
Berikut point-point penting dalam berita ini:
- AS memveto resolusi DK PBB soal gencatan senjata di Gaza.
- AS beralasan resolusi tidak mengutuk Hamas dan berpotensi merusak upaya diplomatik.
- 14 negara lain di DK PBB mendukung resolusi tersebut.
- Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk.
- Israel menolak gencatan senjata tanpa syarat.
- Hamas mengutuk veto AS.