Jutaan Umat Muslim Padati Arafah untuk Wukuf, Puncak Ibadah Haji

Jutaan Jemaah Haji Laksanakan Wukuf di Arafah

Hari ini, jutaan jemaah haji dari seluruh penjuru dunia memadati Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf, sebuah ritual inti dan puncak dari ibadah haji. Wukuf, yang berarti berdiam diri, merupakan rukun utama yang wajib dilaksanakan oleh setiap jemaah haji agar ibadah hajinya sah menurut syariat Islam. Suasana khusyuk dan haru menyelimuti Arafah, di mana para jemaah memanjatkan doa, berzikir, dan merenungi diri di hadapan Allah SWT.

Prosesi wukuf dimulai setelah pelaksanaan khutbah wukuf dan salat Zuhur berjamaah yang dijamak dan diqashar dengan salat Asar. Tahun ini, 9 Zulhijah bertepatan dengan hari Kamis, 5 Juni 2025. Para jemaah berkumpul di tenda-tenda yang telah disediakan, menghentikan segala aktivitas duniawi, dan sepenuhnya fokus pada ibadah. Mereka memohon ampunan, keberkahan, dan hidayah dari Allah SWT.

Rangkaian Ibadah Wukuf

Menurut Kepala Bidang Bimbingan Ibadah, Zaenal Muttaqin, rangkaian wukuf di Arafah diawali dengan khutbah wukuf yang memberikan pencerahan dan motivasi spiritual kepada para jemaah. Setelah khutbah, dilaksanakan salat jamak qashar Zuhur dan Asar. Kemudian, para jemaah memperbanyak zikir, membaca Al-Quran, dan berdoa secara individu maupun berkelompok.

Khutbah wukuf di tenda misi haji Indonesia disampaikan oleh Katib Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori dengan tema 'Wukuf Di Arafah: Meneguhkan Persaudaraan dan Semangat Kebangsaan'. Bertindak sebagai imam salat jamak qashar adalah Tg Dr Lalu Ahmad Zaenur. Acara ini dihadiri oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, Kepala Badan Penyelenggara Haji Muhammad Irfan Yusuf, Wakil Menteri Agama Romo Mohammad Syafii, serta sejumlah pejabat tinggi negara lainnya.

Pemberangkatan ke Muzdalifah

Setelah rangkaian wukuf selesai, jemaah haji Indonesia secara bertahap diberangkatkan menuju Muzdalifah mulai pukul 19.00 Waktu Arab Saudi atau setelah waktu Magrib. Di Muzdalifah, jemaah akan melaksanakan mabit (bermalam) dan mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumrah di Mina.

Bagi jemaah yang mengikuti program murur, mereka hanya akan melintas di Muzdalifah tanpa turun dari bus dan langsung menuju Mina. Sementara itu, jemaah non-murur akan turun dan bermalam di Muzdalifah. Pemberangkatan jemaah dari Muzdalifah ke Mina dilakukan secara bertahap setelah tengah malam.

Mabit di Muzdalifah

Mabit di Muzdalifah menjadi bagian tak terpisahkan dari rangkaian ibadah haji. Di tempat ini, jutaan jemaah dari berbagai bangsa dan budaya berkumpul dalam kesederhanaan, menyatukan hati dan pikiran dalam dzikir serta doa kepada Allah SWT. Suasana persaudaraan dan kebersamaan terasa sangat kental, mencerminkan semangat ukhuwah Islamiyah yang mendalam.

Setelah mabit di Muzdalifah, para jemaah akan melanjutkan perjalanan ke Mina untuk melaksanakan ritual melempar jumrah, menyembelih hewan kurban, dan bercukur atau memotong rambut sebagai tanda berakhirnya ihram. Dengan selesainya seluruh rangkaian ibadah haji, para jemaah berharap dapat kembali ke tanah air dengan membawa predikat haji mabrur, yaitu haji yang diterima oleh Allah SWT dan membawa perubahan positif dalam kehidupan mereka.