Mendagri Tito Karnavian Soroti Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bima yang Terendah di NTB

markdown Kinerja ekonomi Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi sorotan utama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Dalam forum Musrenbang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) NTB 2025-2028 di Mataram, Mendagri menyampaikan kekhawatirannya atas pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bima yang hanya mencapai 2,82% pada triwulan I 2025, menjadi yang terendah di antara kabupaten/kota lainnya di NTB.

"Saya meminta perhatian khusus untuk Kabupaten Bima. Angka pertumbuhan ekonomi 2,82% ini perlu menjadi perhatian serius, demikian juga dengan Lombok Barat yang hanya 3,02%, dan Sumbawa 3,12%. Angka-angka ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional," tegas Tito Karnavian saat menyampaikan data pertumbuhan ekonomi dari 10 kabupaten/kota di NTB.

Mendagri secara khusus menyoroti kinerja Kabupaten Sumbawa Barat yang berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi, yaitu 12,01%. Angka ini jauh melampaui pertumbuhan ekonomi nasional di sektor non-pertambangan yang berada di angka 5,03%.

"Saya tidak bermaksud memberikan pujian berlebihan kepada Bupati Sumbawa Barat, Bapak Amar Nurmansyah, tetapi pencapaian ini patut dijadikan contoh bagi daerah lain," ungkapnya.

Selain menyoroti pertumbuhan ekonomi, Mendagri juga menekankan pentingnya pengendalian inflasi di daerah. Menurutnya, inflasi memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.

"Dalam berbagai survei, termasuk yang dilakukan oleh IPO, biaya hidup menjadi perhatian utama masyarakat Indonesia. Masyarakat menginginkan biaya hidup yang terjangkau sebanding dengan pendapatan mereka. Jangan sampai biaya hidup terus meningkat sementara gaji tidak mengalami kenaikan," jelas Tito.

Data menunjukkan bahwa angka inflasi di NTB saat ini berada di angka 1,63%. Angka ini mendekati target inflasi nasional yang berada di kisaran 1 hingga 2,1%. Tito meyakini bahwa tingkat inflasi ini tidak akan memberatkan masyarakat, khususnya petani dan nelayan.

"Jika kita lihat lebih detail, ada tiga kabupaten yang berhasil mencapai target inflasi, yaitu Kabupaten Sumbawa, Kota Mataram, dan Kabupaten Bima, dengan angka mendekati 1,5%. Sementara itu, daerah lain justru mengalami deflasi," pungkas mantan Kapolri tersebut.

Berikut poin penting yang disampaikan:

  • Pertumbuhan Ekonomi Terendah: Kabupaten Bima mencatat pertumbuhan ekonomi terendah di NTB pada triwulan I 2025, yaitu 2,82%.
  • Perhatian Khusus: Mendagri meminta perhatian khusus terhadap Kabupaten Bima, Lombok Barat dan Sumbawa.
  • Inflasi: Mendagri menekankan pentingnya pengendalian inflasi untuk menjaga kesejahteraan masyarakat.
  • Target Inflasi: Kabupaten Sumbawa, Mataram, dan Bima mendekati target inflasi 1,5%.
  • Contoh Sumbawa Barat: Mendagri memuji pertumbuhan ekonomi Sumbawa Barat dan menjadikannya contoh.