Kemenkes Atensi Panjangnya Antrean Kemoterapi di Jawa Tengah Akibat Keterbatasan Fasilitas

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia menyoroti permasalahan panjangnya antrean layanan kemoterapi di sejumlah rumah sakit di Jawa Tengah. Kondisi ini dipicu oleh keterbatasan fasilitas kesehatan yang memadai untuk melayani lonjakan pasien kanker.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes RI, Andi Saguni, mengungkapkan bahwa antrean kemoterapi di Jawa Tengah dapat mencapai tiga hingga empat bulan. Hal ini disampaikan saat peresmian instalasi radioterapi dan peletakan batu pertama pembangunan gedung kemoterapi di RSI Muhammadiyah 2 Kendal pada Rabu, 4 Juni 2025.

"Di Jawa Tengah, waktu tunggu untuk kemoterapi bisa mencapai 3–4 bulan," ujar Andi, menggambarkan betapa seriusnya situasi yang ada.

Saat ini, baru terdapat tiga rumah sakit di Jawa Tengah yang memiliki fasilitas gedung kemoterapi, yaitu RSUP Dr. Kariadi Semarang, RS Gombong, dan RSUD dr. Moewardi Solo. Jumlah ini dinilai belum mencukupi untuk menampung kebutuhan pasien kanker yang terus meningkat. Andi menambahkan bahwa RSI Muhammadiyah Kendal akan segera menyusul dengan fasilitas serupa.

Andi menjelaskan bahwa peningkatan kasus kanker secara signifikan telah meningkatkan kebutuhan akan layanan kemoterapi. Data Kemenkes menunjukkan bahwa terdapat sekitar 408.000 kasus kanker di Indonesia, dengan 242.000 kasus berujung pada kematian.

"Tren penyakit kanker terus meningkat. Kanker paru-paru menjadi yang paling banyak diderita oleh laki-laki, sementara kanker payudara paling umum pada perempuan," jelasnya.

Kemenkes berharap penambahan fasilitas kemoterapi dapat mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan bagi masyarakat. Andi juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan sebagai upaya pencegahan.

Direktur RSI Muhammadiyah Kendal, Suhadi, berharap pembangunan fasilitas kemoterapi di rumah sakitnya dapat segera diselesaikan. Dengan demikian, rumah sakit dapat melayani pasien kanker dari berbagai daerah dan mengurangi beban antrean di rumah sakit lain seperti RSUP Dr. Kariadi.