Muhammadiyah dan BPKH Kampanyekan Kurban Ramah Lingkungan Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup
Muhammadiyah dan BPKH Dorong Kurban Berkelanjutan Bertepatan dengan Momen Hari Lingkungan Hidup
Menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah yang bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melalui Majelis Lingkungan Hidup dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menggencarkan inisiatif "Green Kurban". Program ini bertujuan untuk menekan dampak negatif terhadap lingkungan yang seringkali muncul selama proses pelaksanaan ibadah kurban.
Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Lingkungan Hidup, menjelaskan bahwa salah satu upaya konkret dalam program ini adalah mengganti penggunaan plastik sebagai wadah daging kurban dengan alternatif yang lebih ramah lingkungan. Daun jati dan besek bambu menjadi pilihan utama sebagai pengganti plastik sekali pakai.
"Majelis Lingkungan Hidup dan BPKH mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan plastik. Sebaiknya menggunakan daun, kertas, atau bahan lain yang tidak merusak lingkungan," ujar Anwar Abbas saat ditemui di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, pada hari Rabu (4/6/2025).
Inisiatif "Green Kurban" ini akan diimplementasikan di tujuh wilayah di Indonesia, yaitu Medan, Tangerang Selatan, Cilacap, Pati, Lamongan, Bima, dan Sorong. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan potensi dampak lingkungan yang signifikan di wilayah-wilayah tersebut.
Selain fokus pada wadah daging kurban, program ini juga menekankan pentingnya pengelolaan limbah kurban yang bertanggung jawab. Anwar Abbas menyoroti kebiasaan masyarakat yang seringkali membuang limbah kurban ke sungai atau aliran air, yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
"Setelah hewan kurban disembelih dan dibersihkan, seringkali kotorannya langsung dibuang ke sungai. Hal ini sangat mengganggu," tegasnya.
Sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian lingkungan, panitia kurban juga diwajibkan untuk menanam pohon setelah proses penyembelihan selesai. Langkah ini merupakan bentuk kerjasama antara Muhammadiyah dan BPKH dalam upaya reboisasi dan penghijauan.
Tak hanya berfokus pada pelaksanaan kurban di dalam negeri, Muhammadiyah dan BPKH juga akan meluncurkan buku berjudul "Responsible Green Hajj" pada tanggal 19 Juni mendatang. Buku ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi jemaah haji Indonesia agar dapat berkontribusi dalam pengelolaan sampah selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.
Ketua Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Harry Alexander, menjelaskan bahwa buku ini berisi berbagai inovasi untuk meningkatkan kesadaran jemaah haji Indonesia tentang pentingnya menjaga lingkungan selama beribadah.
"Buku ini berisi cara-cara inovatif untuk menyadarkan jemaah haji Indonesia bahwa ibadah tidak boleh meninggalkan jejak ekologis yang buruk," kata Harry Alexander.
Harry Alexander mengungkapkan bahwa diperkirakan akan ada sekitar dua juta ton sampah yang dihasilkan selama musim haji tahun ini. Oleh karena itu, inisiatif "Green Hajj" diharapkan dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
"Dengan adanya 'Kurban Hajj' dan 'Green Hajj', kami berharap dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan," pungkasnya.
Berikut poin penting dari inisiatif ini:
- Penggunaan wadah ramah lingkungan (daun jati, besek bambu) untuk daging kurban.
- Pengelolaan limbah kurban yang bertanggung jawab.
- Penanaman pohon setelah penyembelihan.
- Peluncuran buku "Responsible Green Hajj" untuk jemaah haji.
- Pengurangan dampak lingkungan dari pelaksanaan ibadah haji dan kurban.