Tragedi Papua: Istri Pekerja Bangunan Purwakarta Meratapi Kepergian Suami Akibat Serangan KKB

Ratna Nurlaelasari, seorang ibu asal Purwakarta, Jawa Barat, diliputi duka mendalam setelah menerima kabar tragis tentang suaminya, Rahmat Hidayat (45). Rahmat menjadi salah satu korban penembakan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Kabar pilu ini diterima Ratna pada hari Rabu (4/6/2025) pagi, melalui sambungan telepon dari ketua paguyuban pekerja tempat suaminya bekerja.

"Saya menelepon suami saya pagi ini, tetapi yang menjawab adalah ketua paguyuban di sana. Ia mengatakan, 'Tenang dulu, jangan panik, jangan khawatir, suami ibu terkena KKB'," ungkap Ratna, menirukan percakapan yang membuatnya seketika terpukul. Mendengar berita tersebut, Ratna tak kuasa menahan air mata dan kesedihan yang mendalam.

Pria yang berbicara di telepon tersebut juga menyampaikan informasi bahwa jenazah Rahmat dan seorang keponakannya bernama Sepudin (39), telah dievakuasi dan berada di ruang jenazah sebuah rumah sakit di Papua. Ratna dengan segera memohon agar jenazah suaminya dapat dipulangkan ke kampung halamannya di Desa Kertajaya, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta.

"Saya sangat berharap almarhum suami saya bisa segera dipulangkan. Dia pergi ke sana dengan niat mulia untuk bekerja. Saya hanya ingin dia pulang dan dimakamkan di sini, di Purwakarta," tutur Ratna dengan suara bergetar.

Dengan kepergian Rahmat, Ratna kini harus memikul tanggung jawab sebagai orang tua tunggal bagi ketiga anaknya. Dua di antaranya masih bersekolah di tingkat sekolah dasar. Penembakan brutal ini menimpa dua pekerja bangunan asal Purwakarta, Jawa Barat, yang menjadi korban keganasan KKB yang dipimpin oleh Egianus Kogoya di Kampung Kwantapo, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada Rabu (4/6/2025) pagi. Peristiwa ini menambah daftar panjang aksi kekerasan yang dilakukan oleh KKB di wilayah Papua, meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat luas.