Aktivitas Vulkanik Gunung Etna Meningkat, Emisi Sulfur Dioksida Ancam Kesehatan

Gunung Etna, salah satu gunung berapi teraktif di Eropa, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan. Erupsi terbaru gunung ini tidak hanya memicu lontaran abu vulkanik ke atmosfer, tetapi juga pelepasan gas sulfur dioksida (SO2) dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Peningkatan emisi gas beracun ini menimbulkan potensi risiko kesehatan bagi penduduk sekitar dan wisatawan yang berada di area tersebut.

Lembaga pemantau gunung berapi Italia melaporkan bahwa peningkatan aktivitas vulkanik Etna menyebabkan lonjakan dramatis dalam emisi SO2. Dalam kondisi normal, Etna melepaskan sekitar 2.000 hingga 3.000 ton SO2 per hari. Namun, menjelang dan selama erupsi, jumlah ini dapat melonjak hingga 20.000 ton. Konsentrasi tinggi SO2 di udara dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, memicu batuk, sesak napas, dan bahkan berpotensi mengancam jiwa, terutama bagi individu dengan masalah pernapasan yang sudah ada sebelumnya.

Direktur Observatorium Etna INGV, Stefano Branca, menyatakan bahwa erupsi kali ini adalah yang terkuat sejak Februari 2021. Erupsi ini dipicu oleh runtuhnya sebagian kawah tenggara Etna, yang memicu aliran piroklastik. Aliran piroklastik merupakan campuran gas panas, abu, dan batuan yang bergerak dengan kecepatan tinggi menuruni lereng gunung. Peristiwa semacam ini mengingatkan pada erupsi Gunung Pelee di Karibia pada abad yang lalu, yang menghancurkan kota St. Pierre dan menyebabkan puluhan ribu korban jiwa.

Saat erupsi terjadi, sekitar 40 wisatawan berada di area pendakian Gunung Etna. Beruntung, berkat kesigapan pemandu wisata, seluruh wisatawan berhasil dievakuasi dengan selamat. Seorang wisatawan, Jamie Boone dari Washington DC, menggambarkan pengalaman menegangkan tersebut. Menurutnya, meski gunung sudah menunjukkan aktivitas sejak pagi, tidak ada yang menyangka erupsi akan sekuat itu. Video yang ia unggah di media sosial menunjukkan kepanikan para pendaki saat mereka berlari menjauhi lontaran batu panas dan gumpalan asap tebal.

Perusahaan tur Go Etna, yang mengoperasikan perjalanan wisata ke Gunung Etna, telah melanjutkan kegiatan operasionalnya dengan beberapa penyesuaian. Untuk sementara waktu, pemandu wisata hanya diperbolehkan membawa wisatawan hingga ketinggian 2.900 meter, menghindari area puncak yang berpotensi berbahaya. Pihak berwenang terus memantau aktivitas Gunung Etna secara ketat dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada serta mengikuti arahan keselamatan yang diberikan.