Indonesia Targetkan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Pertama pada 2028

markdown Indonesia berencana untuk memanfaatkan energi gelombang laut sebagai sumber daya listrik terbarukan. Langkah ini diwujudkan melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) Tahun 2025-2034. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pengoperasian pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL) pertama di Indonesia pada tahun 2028.

Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengungkapkan bahwa potensi energi laut Indonesia mencapai 63 Gigawatt (GW). Walaupun potensi yang besar, pemanfaatan energi gelombang laut masih minim. RUPTL 2025-2034 menjadi momentum awal untuk mengoptimalkan sumber energi ini.

"Ini baru pertama di RUPTL terpasang, tertulis potensi untuk ocean energy development atau pengembangan arus laut mau di permukaan atau mau di tengah, mau di dasar. Intinya kita buka, open," ujar Eniya dalam sebuah acara di Jakarta.

Target awal yang ditetapkan dalam RUPTL adalah pemanfaatan energi gelombang laut sebesar 0,04 GW atau 40 Megawatt (MW). Lokasi yang dipilih untuk pengembangan PLTGL adalah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Masing-masing wilayah akan memiliki kapasitas pasokan listrik sebesar 20 MW.

"Saat ini ditargetkan beroperasi 2028 sebesar 40 megawatt di NTT dan NTB, memang potensinya ada di sana paling deras arusnya," jelas Eniya. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada potensi arus laut yang paling kuat di kedua wilayah tersebut. Kementerian ESDM juga bekerja sama dengan Maryland University untuk melakukan studi kelayakan proyek ini. Diharapkan, kerja sama ini akan mempercepat realisasi PLTGL di Indonesia.

Penambahan kapasitas pembangkit listrik dalam RUPTL 2025-2034 mencapai 69,5 GW. Komposisi pembangkit EBT mencapai 42,6 GW. Selain energi gelombang laut, EBT lain yang dimanfaatkan mencakup tenaga surya, air, angin, panas bumi, bioenergi, dan nuklir. Pemerintah juga berencana mengembangkan penyimpanan energi (storage) sebesar 10,3 GW yang terdiri dari baterai dan PLTA Pumped Storage. Sementara itu, gas dan batu bara menyumbang 16,3 GW dari total penambahan kapasitas.

Rincian Target Pembangkit Listrik EBT dalam RUPTL 2025-2034:

  • Tenaga Surya
  • Tenaga Air
  • Tenaga Angin
  • Panas Bumi
  • Bioenergi
  • Nuklir
  • Energi Gelombang Laut

Pengembangan energi gelombang laut merupakan langkah penting dalam diversifikasi sumber energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dengan memanfaatkan potensi energi laut yang besar, Indonesia dapat meningkatkan ketahanan energi dan mencapai target transisi energi yang telah ditetapkan.