Kopdes Merah Putih Diharapkan Jadi Katalisator Ekonomi Desa di Maluku Utara

markdown Maluku Utara menjadi fokus perhatian dalam upaya pengembangan ekonomi kerakyatan melalui inisiatif Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, secara langsung menyampaikan apresiasi terhadap implementasi Kopdes Merah Putih di wilayah ini. Beliau meyakini bahwa kehadiran koperasi desa ini dapat menjadi solusi efektif untuk berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat di tingkat desa.

Keberhasilan Kota Tidore Kepulauan dalam melaksanakan Musyawarah Desa/Kelurahan Khusus (Musdesus) di seluruh desa dan kelurahan menjadi indikator positif. Musdesus ini menjadi fondasi penting dalam pembentukan dan pengembangan Kopdes Merah Putih. Partisipasi aktif dari perangkat desa, tokoh masyarakat, dan berbagai pihak terkait menunjukkan adanya komitmen kuat untuk mewujudkan kesejahteraan bersama melalui koperasi.

Menkop Budi Arie menargetkan pembentukan 80.000 Kopdes Merah Putih di seluruh Indonesia. Inisiatif ini diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah klasik di desa, seperti:

  • Rantai distribusi yang panjang dan tidak efisien.
  • Keterbatasan akses permodalan bagi pelaku usaha mikro dan kecil.
  • Dominasi tengkulak yang merugikan petani dan konsumen.
  • Praktik rentenir dan pinjaman online ilegal yang mencekik masyarakat.

Namun, Menkop Budi Arie juga menyadari bahwa mewujudkan koperasi yang ideal dan mampu menjawab semua permasalahan di desa bukanlah tugas yang mudah. Beberapa tantangan yang perlu diatasi antara lain:

  • Rendahnya partisipasi masyarakat dan kesadaran akan pentingnya koperasi sebagai wadah ekonomi bersama.
  • Perbedaan skala ekonomi dan potensi antar desa yang membutuhkan pendekatan yang berbeda pula.
  • Kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang belum merata di setiap desa.
  • Potensi terjadinya elite capture dalam pembentukan dan pengelolaan koperasi, di mana keuntungan hanya dinikmati oleh segelintir orang.
  • Risiko terjadinya fraud atau penyelewengan dana akibat pengelolaan yang tidak profesional.
  • Tantangan dalam menjaga keberlanjutan lembaga dan usaha koperasi di masa depan.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, Menkop Budi Arie menekankan pentingnya tiga aspek utama dalam pengelolaan Kopdes Merah Putih, yaitu:

  • People (SDM Koperasi): Meliputi kualitas kepemimpinan (pengurus dan pengawas), kompetensi pengelola, dan partisipasi aktif anggota.
  • Organization (Kelembagaan & Usaha Koperasi): Mencakup legalitas dan kelembagaan yang kuat, unit usaha yang berkelanjutan, penerapan digitalisasi, serta tata kelola yang baik dan terpercaya.
  • System (Ekosistem Kelembagaan & Usaha Koperasi): Melibatkan dukungan dari pemerintah pusat dan daerah, akses pasar dan pembiayaan yang mudah, pendampingan dan supervisi yang berkelanjutan, serta dukungan penuh dari masyarakat.

Sinergi lintas sektor, peningkatan kualitas SDM koperasi, dan penguatan tata kelola kelembagaan menjadi kunci utama keberhasilan Kopdes Merah Putih. Diharapkan, koperasi ini dapat menjadi motor penggerak ekonomi rakyat yang memberikan manfaat luas bagi seluruh komunitas desa dan kelurahan.

Desa Balbar di Tidore Kepulauan, dengan potensi lokal, warisan budaya, dan keindahan alamnya, dipilih sebagai lokasi strategis untuk pengembangan gerai Kopdes Merah Putih. Diharapkan, Kopdes Merah Putih di Desa Balbar dapat menjadi contoh sukses yang menginspirasi koperasi lain dalam mengembangkan usaha dan memberikan dampak positif bagi masyarakat desa dan kelurahan di sekitarnya.