Momen Langka: Kucing Merah Kalimantan Kembali Terekam Setelah Dua Dekade Menghilang
Setelah dua dekade berlalu tanpa jejak, Kucing Merah Kalimantan, salah satu kucing liar paling misterius dan langka di dunia, kembali menampakkan diri. Keberadaan satwa endemik ini berhasil diabadikan kamera di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), Malinau, Kalimantan Utara.
Kepala Balai TNKM, Seno Pramudito, mengonfirmasi penemuan langka ini. Kucing Merah Kalimantan, atau Catopuma badia, memang dikenal sulit ditemui. Sebelum tahun 2023, mamalia ini hanya dua kali terekam kamera. Pertama kali pada tahun 1957 oleh ahli zoologi Prancis, Pierre Pfeffer. Kemudian, 46 tahun berselang, pada tahun 2003, keberadaannya kembali terkonfirmasi melalui kamera trap yang dipasang oleh ilmuwan konservasi Dave Augeri dan World Wide Fund for Nature (WWF) dalam program Kayan Mentarang Project.
Penampakan terbaru ini terjadi setelah 20 tahun penantian. Tim Balai TNKM berhasil merekam kucing langka ini melalui kamera jebak yang dipasang selama kegiatan inventarisasi potensi kawasan. Temuan ini menjadi kabar menggembirakan bagi dunia konservasi.
Mengenal Lebih Dekat Kucing Merah Kalimantan
Kucing Merah Kalimantan memiliki ciri khas bulu berwarna coklat kemerahan, dengan variasi warna antara merah tua hingga coklat kemerahan. Sebagai spesies endemik Kalimantan, kucing ini merupakan satu-satunya jenis kucing yang hanya ditemukan di pulau Borneo. Ia termasuk dalam kelompok kucing kecil yang berkerabat dekat dengan kucing emas Asia (Catopuma temminckii).
Menurut Buku Panduan Identifikasi Mamalia Dilindungi yang diterbitkan oleh Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), berikut adalah karakteristik Kucing Merah Kalimantan:
- Nama Ilmiah: Catopuma badia
- Nama Sebutan: Kucing Merah atau Bornean Bay Cat
- Distribusi: Pulau Kalimantan
- Warna Bulu: Coklat kemerahan dengan variasi dari merah tua hingga coklat kemerahan. Beberapa individu memiliki pola bercak samar pada tubuh.
- Ukuran Tubuh: Panjang tubuh sekitar 50-60 cm, berat antara 3-4 kg. Ekornya panjang, mencapai 30-40 cm (sekitar 60% dari panjang tubuh).
- Fitur Wajah: Kepala berwarna cokelat gelap keabuan dengan dua garis gelap di sudut mata. Bagian belakang telinga berwarna keabu-abuan dengan bintik putih di tengahnya.
Warna tubuh yang terang seharusnya membuat kucing ini mudah dikenali. Namun, ukurannya yang relatif kecil, sifat pemalu, dan kebiasaan aktif di malam hari (nokturnal) membuat kucing merah Kalimantan jarang terlihat oleh manusia.
Status Konservasi dan Ancaman
Kucing Merah Kalimantan merupakan penghuni asli hutan tropis Kalimantan, mendiami hutan dataran rendah, hutan rawa, dan perbukitan hingga ketinggian sekitar 500 meter. Mereka jarang ditemukan di area terbuka atau dekat dengan aktivitas manusia. Sebagai predator puncak, mereka memangsa burung, tikus, reptil kecil, dan bangkai binatang lainnya.
Saat ini, Kucing Merah Kalimantan masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) sebagai spesies terancam punah. Estimasi populasi menunjukkan bahwa jumlah individu yang tersisa di alam liar kurang dari 2.500 ekor.
Menyusul penampakan terbaru ini, Tim TNKM tengah menyusun strategi konservasi yang komprehensif untuk melindungi Kucing Merah Kalimantan, dengan harapan dapat menjaga populasinya agar tidak punah dari alam liar.