Polisi Dalami Kasus Kematian Siswa SD di Indragiri Hulu, Puluhan Saksi Dimintai Keterangan
Penyelidikan mendalam terus dilakukan oleh pihak kepolisian terkait kasus kematian seorang siswa Sekolah Dasar (SD) di Indragiri Hulu (Inhu), Riau, yang terjadi pada bulan Mei 2025 lalu. Guna mengungkap tabir kematian tragis ini, tim penyidik telah memeriksa puluhan saksi dari berbagai kalangan, termasuk pihak sekolah, tenaga medis, hingga terapis tradisional.
Kapolres Indragiri Hulu, AKBP Fahrian Saleh Siregar, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, sebanyak 22 orang telah dimintai keterangan. Saksi-saksi tersebut terdiri dari guru, dokter, siswa senior, hingga tukang urut yang sempat menangani korban sebelum meninggal dunia. Pemeriksaan terhadap tukang urut dilakukan karena korban sempat dibawa oleh orang tuanya untuk mendapatkan pengobatan alternatif saat mengeluhkan sakit.
"Dari keterangan yang kami peroleh, sebelum meninggal dunia, korban sempat mengeluhkan sakit. Orang tuanya kemudian berinisiatif membawa korban ke tukang urut tradisional. Setelah itu, karena kondisinya tidak membaik, korban dibawa ke dokter di klinik," jelas AKBP Fahrian.
Satreskrim Polres Indragiri Hulu juga telah melakukan pemeriksaan terhadap pihak sekolah, mulai dari kepala sekolah hingga wali kelas. Pemeriksaan maraton ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kondisi dan situasi yang terjadi di sekolah saat kejadian.
Sementara itu, hasil pemeriksaan forensik menunjukkan bahwa korban meninggal dunia akibat infeksi pada usus yang disebabkan oleh kebocoran atau usus buntu. Dirreskrimum Polda Riau, Kombes Asep Darmawan, menjelaskan bahwa infeksi tersebut telah menyebar secara sistemik dan tidak mendapatkan penanganan medis yang memadai.
"Meninggal karena infeksi usus akibat kebocoran atau usus buntu. Hasil penyidikan forensik menunjukkan bahwa infeksi tersebut sudah sistemik, namun tidak pernah mendapatkan perawatan medis," ungkap Kombes Asep.
Pihak kepolisian saat ini masih menunggu hasil autopsi lengkap dari dokter forensik. Kombes Asep menegaskan komitmennya untuk mengusut tuntas kasus ini dan meminta masyarakat untuk bersabar serta memberikan waktu kepada penyidik untuk bekerja.
Kasus ini bermula dari laporan dugaan penganiayaan yang dialami korban oleh sejumlah siswa senior di sekolah. Pihak kepolisian berjanji akan menindak tegas siapapun yang terlibat dalam kasus ini sesuai dengan hukum yang berlaku.