Tragedi di Kulon Progo: Penghulu Meninggal Dunia Usai Tabrak Truk Parkir

Kecelakaan Maut Renggut Nyawa Penghulu di Kulon Progo

Sebuah kecelakaan tragis terjadi di Jalan Wates-Yogyakarta, tepatnya di Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kulon Progo, Yogyakarta, pada Selasa (3/6/2025) malam, merenggut nyawa seorang pengendara sepeda motor. Korban diketahui bernama Sartono, seorang penghulu yang bertugas di Kantor Urusan Agama (KUA) Kapanewon Lendah.

Menurut keterangan dari Kepala Unit Penegakan Hukum Satuan Lalu Lintas Polres Kulon Progo, Ipda Tanto Kurniawan, insiden nahas ini terjadi sekitar pukul 21.15 WIB, di sebelah timur Jembatan Durungan. Sartono, yang mengendarai sepeda motor Honda Beat berwarna oranye dengan nomor polisi AB 5493 OL, diduga menabrak bagian belakang sebuah truk tronton Mitsubishi bernomor E 9168 AD yang sedang parkir di bahu jalan.

Kronologi Kejadian

Berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, diketahui bahwa Sartono melaju dari arah Proliman menuju Jembatan Durungan. Diduga karena kurangnya penerangan atau faktor lainnya, Sartono tidak melihat keberadaan truk yang parkir menjorok ke badan jalan. Akibatnya, tabrakan tak terhindarkan.

Truk tronton tersebut dikemudikan oleh Badrudin (56), warga Banyumas, Jawa Tengah, dan ditemani Iwan Faozi yang juga berasal dari Banyumas. Saat kejadian, truk tersebut dalam keadaan berhenti di bahu jalan.

Akibat benturan keras, sepeda motor Sartono mengalami kerusakan parah, terutama di bagian depan. Sartono sendiri terpental ke jalan dan mengalami luka serius di bagian wajah, kepala, patah tulang rusuk, gigi, serta tangan kiri. Warga dan relawan yang tiba di lokasi segera memberikan pertolongan pertama dan melarikan Sartono ke RSUD Wates. Namun sayang, nyawa Sartono tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia saat menjalani perawatan.

Investigasi dan Tindakan Kepolisian

Satuan Lalu Lintas Polres Kulon Progo segera melakukan olah TKP dan mengamankan barang bukti berupa sepeda motor korban dan truk tronton yang terlibat dalam kecelakaan. Pihak kepolisian juga telah meminta keterangan dari sejumlah saksi, termasuk pengemudi truk dan warga sekitar yang melihat kejadian tersebut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, diketahui bahwa Sartono menggunakan helm dan memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) serta Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang masih berlaku. Namun, posisi truk yang parkir menjorok ke badan jalan diduga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan ini. Investigasi lebih lanjut masih terus dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan dan menentukan pihak yang bertanggung jawab.

Kesedihan Mendalam

Kabar meninggalnya Sartono membawa duka mendalam bagi keluarga, kerabat, dan rekan kerjanya. Dukuh Gunung Gempal, Muhammad Ali Sopyan, membenarkan bahwa Sartono adalah warganya dan dikenal sebagai sosok yang baik dan aktif di masyarakat. Selain bertugas sebagai penghulu di KUA Lendah, Sartono juga berjualan sembako dari rumahnya.

"Tadi malam, Sartono kecelakaan sepulang dari mengaji," kata Ali dengan nada sedih. Rencananya, jenazah Sartono akan dimakamkan di pemakaman dusun pada pukul 13.00 WIB.

Kepergian Sartono meninggalkan duka yang mendalam bagi banyak pihak. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.