Mengenal Mythomania: Lebih Dalam dari Sekadar Kebiasaan Berbohong
Fenomena mythomania atau mitomania menjadi perbincangan hangat di media sosial, khususnya TikTok. Namun, apa sebenarnya mythomania itu? Apakah sekadar kebiasaan berbohong biasa? Menurut para ahli psikologi, mythomania adalah kondisi psikiatris yang lebih kompleks dari itu.
Mythomania ditandai dengan kecenderungan berbohong yang kronis dan kompulsif. Individu yang mengalami mythomania seringkali menciptakan cerita-cerita fantastis yang jauh dari realitas. Kebohongan ini tidak selalu bertujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi, melainkan lebih kepada dorongan internal yang sulit dikendalikan.
Ciri-ciri Mythomania yang Perlu Diketahui:
- Dramatisasi Cerita: Penderita mythomania cenderung menceritakan kisah-kisah bohong dengan sangat dramatis dan detail. Mereka melibatkan emosi yang kuat dan menciptakan narasi yang rumit, seolah-olah diambil dari sebuah film.
- Keyakinan Palsu: Salah satu aspek yang membedakan mythomania dari kebohongan biasa adalah keyakinan penderita terhadap kebenaran cerita yang mereka buat. Mereka benar-benar percaya pada narasi palsu tersebut, sehingga sulit bagi orang lain untuk mendeteksi kebohongan mereka.
- Peran Pahlawan atau Korban: Dalam cerita-cerita bohongnya, penderita mythomania seringkali memposisikan diri sebagai pahlawan yang berjasa atau korban yang malang. Mereka mungkin mengklaim prestasi orang lain, membesar-besarkan peran mereka sendiri, atau melebih-lebihkan penderitaan yang mereka alami.
- Motivasi yang Beragam: Motif di balik kebohongan pada penderita mythomania bisa bervariasi. Beberapa mungkin melakukannya untuk memuaskan ego dan mencari pengakuan, sementara yang lain berusaha mendapatkan simpati dan perhatian dari orang lain.
Mythomania adalah kondisi yang kompleks dan memerlukan penanganan profesional. Jika Anda atau orang yang Anda kenal menunjukkan ciri-ciri mythomania, penting untuk mencari bantuan dari psikolog atau psikiater.