Wabah Demam Babi Afrika Landa Lembata, Ratusan Ternak Mati
Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), tengah menghadapi ancaman serius dengan merebaknya wabah yang diduga kuat disebabkan oleh virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika. Dalam kurun waktu Januari hingga Mei 2025, sebanyak 1.569 ekor babi dilaporkan mati, menimbulkan kekhawatiran mendalam di kalangan peternak dan pemerintah daerah.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) Kabupaten Lembata telah mengambil langkah cepat untuk mengidentifikasi penyebab pasti kematian massal ini. Plt Kepala Dinas PKP Lembata, Muktar Hada, mengungkapkan bahwa sejumlah sampel spesimen telah dikirimkan ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar untuk dilakukan pengujian laboratorium. Sebanyak 11 spesimen yang terdiri dari darah dan organ segar babi yang mati telah dikirimkan untuk analisis lebih lanjut.
Data yang dihimpun Dinas PKP menunjukkan bahwa Kecamatan Nubatukan menjadi wilayah dengan kasus kematian babi tertinggi, mencapai 809 ekor. Kecamatan Lebatukan menyusul dengan 494 ekor, diikuti oleh Kecamatan Ile Ape (131 ekor), Kecamatan Ile Ape Timur (65 ekor), Kecamatan Atadei (55 ekor), dan Kecamatan Nagawutung (15 ekor).
Menghadapi situasi darurat ini, Dinas PKP Lembata telah menerapkan sejumlah langkah pengendalian ketat untuk mencegah penyebaran wabah lebih luas, diantaranya:
- Pembatasan Lalu Lintas Ternak: Pergerakan ternak babi antar wilayah dan antar kecamatan dilarang untuk meminimalkan risiko penularan virus.
- Imbauan Masyarakat: Masyarakat diimbau untuk tidak membawa masuk babi hidup maupun produk olahan berbahan babi ke wilayah Lembata.
- Sosialisasi dan Edukasi: Dinas PKP aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terutama terkait larangan memotong dan membagikan daging babi yang sakit. Masyarakat juga diimbau untuk menguburkan bangkai babi yang mati secara tepat guna mencegah penyebaran virus ASF.
- Peningkatan Biosekuriti: Langkah-langkah biosekuriti ditingkatkan dengan menjaga sanitasi kandang dan membatasi lalu lintas manusia atau hewan lain yang berpotensi membawa virus ke dalam kandang.
Wabah demam babi Afrika ini menjadi pukulan berat bagi peternak babi di Lembata. Pemerintah daerah terus berupaya untuk menanggulangi wabah ini dan memberikan dukungan kepada para peternak yang terdampak. Diharapkan dengan langkah-langkah pengendalian yang telah diambil, penyebaran virus ASF dapat segera dihentikan dan populasi babi di Lembata dapat pulih kembali.