Penentuan Gelar Pahlawan Nasional Soeharto: Sidang Tim Pengkaji Digelar Juni
Menteri Sosial melalui Wakil Menteri Agus Jabo Priyono mengungkapkan bahwa sidang penentuan gelar pahlawan nasional untuk mantan Presiden Soeharto akan segera dilaksanakan. Sidang tersebut akan melibatkan Tim Pengkajian dan Penelitian Gelar Pahlawan Pusat (TP2GP), sebuah badan ad hoc yang dibentuk oleh Kementerian Sosial.
Agus Jabo Priyono menyampaikan bahwa sidang TP2GP akan berlangsung pada awal Juni. Fokus utama sidang adalah membahas secara mendalam usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto, termasuk usulan tokoh-tokoh lainnya. TP2GP beranggotakan berbagai ahli dari berbagai latar belakang seperti sejarawan, akademisi, tokoh agama, dan perwakilan dari TNI.
Proses pengujian kelayakan calon pahlawan nasional ini akan dilakukan secara komprehensif oleh tim ad hoc. Hasil sidang TP2GP kemudian akan diajukan kepada Menteri Sosial untuk mendapatkan persetujuan, sebelum diteruskan ke Dewan Gelar di Istana Negara.
Usulan pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto bukan merupakan isu baru. Wacana ini telah berulang kali muncul dan memicu perdebatan di masyarakat. Beberapa pihak memandang Soeharto layak mendapatkan gelar tersebut atas jasanya dalam pembangunan nasional, sementara pihak lain menyoroti catatan pelanggaran HAM dan praktik korupsi yang terjadi selama masa pemerintahannya.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan bahwa usulan gelar pahlawan nasional untuk Soeharto masih dalam tahap pengkajian oleh tim khusus. Proses pemberian gelar pahlawan nasional memerlukan waktu dan ketelitian, serta melibatkan berbagai tahapan yang memakan waktu antara satu hingga tiga tahun.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI, Puan Maharani, menyerahkan sepenuhnya proses pemberian gelar pahlawan nasional Soeharto kepada Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Ia berharap agar proses kajian dilakukan secara objektif dan transparan.
Selain Soeharto, terdapat beberapa tokoh lain yang juga diusulkan untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional pada tahun 2025, di antaranya:
- K.H. Abdurrahman Wahid (Jawa Timur)
- K.H. Bisri Sansuri (Jawa Timur)
- Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah)
- Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh)
- K.H. Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat)
Serta beberapa nama baru:
- Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali)
- Deman Tende (Sulawesi Barat)
- Prof. Dr. Midian Sirait (Sumatera Utara)
- K.H. Yusuf Hasim (Jawa Timur).
Penentuan akhir mengenai nominasi para tokoh tersebut akan ditentukan dalam sidang TP2GP yang dijadwalkan pada bulan Juni.