Koreksi IHSG dan Pelemahan Rupiah di Tengah Sentimen Global Negatif
Koreksi IHSG dan Pelemahan Rupiah di Tengah Sentimen Global Negatif
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa, 11 Maret 2025. Pada pukul 09.02 WIB, IHSG tercatat di level 6.510,98, mengalami koreksi sebesar 87,23 poin atau 1,32 persen dibandingkan penutupan sesi sebelumnya di angka 6.598,21. Pelemahan IHSG ini terjadi di tengah sentimen negatif dari pasar global dan kondisi domestik yang kurang menguntungkan. Penurunan tajam di Wall Street, ditandai dengan koreksi signifikan pada indeks Dow Jones (2,08 persen), S&P 500 (2,70 persen), Nasdaq Composite (4 persen), dan Russell 2000 (2,72 persen), memberikan tekanan yang signifikan terhadap pasar saham domestik. Kondisi ini semakin diperparah oleh penurunan peringkat pasar saham Indonesia oleh dua lembaga keuangan internasional ternama, Goldman Sachs dan Morgan Stanley.
Goldman Sachs, misalnya, merevisi peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight, menunjukkan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi domestik. Maximilianus Nico Demus, Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menganalisis secara teknikal bahwa IHSG berpotensi melemah terbatas, dengan support di level 6.560 dan resistance di level 6.660. Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, melihat peluang IHSG untuk menguji kembali resistance terdekat di 6.682, asalkan tetap berada di atas level 6.511. Ia mencatat level support IHSG berada di 6.511, 6.361, 6.226, dan 6.124, sedangkan resistance-nya di 6.682, 6.772, dan 6.912. Indikator MACD, menurutnya, menunjukkan adanya momentum bullish.
Di bursa regional Asia, mayoritas indeks juga mengalami penurunan. Strait Times turun 1,48 persen (57,68 poin) ke level 3.841,39; Shanghai Composite turun 0,35 persen (11,89 poin) ke level 3.354,27; Nikkei 225 turun 1,88 persen (692,67 poin) ke level 36.194,50; dan Hang Seng turun 1,07 persen (255,49 poin) ke level 23.528,00. Sentimen negatif dari pasar global ini turut mempengaruhi kinerja rupiah.
Pelemahan Rupiah dan Kekhawatiran Resesi Global
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mengalami pelemahan pada perdagangan pasar spot pagi ini. Melansir data Bloomberg, pukul 09.22 WIB, rupiah berada di level Rp 16.409,5 per dolar AS, melemah 42,5 poin (0,26 persen) dibandingkan penutupan hari sebelumnya di Rp 16.367 per dolar AS. Ariston Tjendra, pengamat pasar uang, menuturkan bahwa wawancara Donald Trump di Fox News mengenai kebijakan tarifnya memicu kekhawatiran pasar akan potensi resesi di AS dan perlambatan ekonomi global. Pernyataan Trump tentang periode transisi yang diinterpretasikan pasar sebagai pelambatan ekonomi jangka pendek akibat kebijakan kenaikan tarif, memberikan tekanan terhadap dolar AS. Namun, di sisi lain, kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global cenderung menekan harga aset berisiko, termasuk aset di pasar negara berkembang seperti rupiah. Tjendra memperkirakan potensi pelemahan rupiah hingga ke level 16.400, dengan support di kisaran 16.300.
Secara keseluruhan, pergerakan IHSG dan pelemahan rupiah hari ini mencerminkan dampak dari sentimen negatif global dan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi. Perkembangan selanjutnya perlu dipantau dengan cermat untuk melihat dampak lebih lanjut terhadap pasar modal Indonesia.