Anggota Parlemen Selandia Baru Gunakan Foto 'Deepfake' Diri Sendiri untuk Soroti Bahaya Penyalahgunaan AI

Di tengah perdebatan yang berkembang tentang etika dan implikasi teknologi kecerdasan buatan (AI), seorang anggota parlemen Selandia Baru, Laura McClure, mengambil pendekatan yang tidak konvensional untuk menyoroti bahaya penyalahgunaan 'deepfake'. Dalam sebuah rapat parlemen baru-baru ini, McClure menampilkan foto dirinya yang dibuat dengan teknologi 'deepfake' tanpa busana, sebuah tindakan yang bertujuan untuk menggarisbawahi betapa mudahnya teknologi ini dapat dimanipulasi untuk tujuan yang berbahaya.

Langkah berani McClure ini merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas untuk menekan tindakan penyebaran konten 'deepfake' yang tidak senonoh dan sering kali digunakan untuk mempermalukan atau merugikan individu, terutama perempuan. Ia menjelaskan bahwa pembuatan foto 'deepfake' dirinya hanya membutuhkan waktu singkat, sekitar lima menit, dengan menggunakan teknologi yang mudah diakses melalui pencarian daring sederhana. Ia mengkhawatirkan kemudahan akses terhadap teknologi ini, yang memungkinkan siapa pun untuk membuat dan menyebarkan konten palsu yang merusak.

McClure mengungkapkan bahwa ia sempat ragu sebelum memutuskan untuk membawa masalah ini ke parlemen. Namun, ia merasa bahwa penting untuk menunjukkan secara langsung betapa realistis dan meyakinkannya 'deepfake' dapat dibuat. Ia berharap aksinya akan mendorong reformasi undang-undang di Selandia Baru untuk mengkriminalisasi tindakan membagikan 'deepfake' dan foto intim tanpa persetujuan yang jelas.

McClure menyoroti bahwa masalah ini sangat relevan bagi kaum muda. Ia mengungkapkan keprihatinannya atas kasus seorang gadis berusia 13 tahun di Selandia Baru yang mencoba bunuh diri setelah menjadi korban 'deepfake'. Ia menegaskan bahwa penyalahgunaan teknologi ini bukan hanya lelucon atau hiburan semata, tetapi memiliki konsekuensi nyata dan berpotensi menghancurkan.

Sebelumnya, McClure telah menerima banyak keluhan dari orang tua dan profesional pendidikan mengenai peningkatan konten eksplisit seksual dan 'deepfake' yang menargetkan kaum muda. Ia, sebagai juru bicara partai untuk pendidikan, merasakan tanggung jawab untuk menyuarakan kekhawatiran ini dan mendorong tindakan untuk melindungi kaum muda dari bahaya penyalahgunaan teknologi.

Masalah 'deepfake' juga menjadi perhatian di negara tetangga, Australia, di mana sejumlah kasus penyebaran 'deepfake' telah terjadi. Namun, para pelaku sering kali lolos dari hukuman atau menerima hukuman ringan. McClure berharap bahwa dengan meningkatkan kesadaran tentang bahaya 'deepfake', ia dapat membantu mencegah tragedi serupa di Selandia Baru dan mendorong tindakan yang lebih tegas terhadap pelaku penyalahgunaan teknologi ini.