BAIC Pertimbangkan Pendirian Pabrik Mandiri di Indonesia Setelah Capai Target Volume Penjualan
Pabrikan otomotif asal Tiongkok, BAIC, saat ini tengah menjajaki kemungkinan pendirian pabrik sendiri di Indonesia. Langkah ini akan diambil setelah perusahaan mencapai target volume penjualan yang signifikan.
Saat ini, BAIC telah memulai perakitan lokal kendaraannya di Purwakarta, Jawa Barat. Namun, proses perakitan ini masih memanfaatkan fasilitas produksi milik PT Handal Indonesia Motor (HIM). Kemitraan strategis ini memungkinkan BAIC untuk memulai penetrasi pasar Indonesia dengan lebih efisien.
Dhany Yahya, Chief Operating Officer (COO) JIO Distribusi Indonesia, yang merupakan agen pemegang merek BAIC di Indonesia, menjelaskan bahwa investasi untuk mendirikan pabrik otomotif bukanlah perkara sederhana. Skala ekonomi menjadi faktor penentu dalam pengambilan keputusan.
"Investasi untuk membangun pabrik tidaklah kecil. Namun, kami memiliki tujuan ke arah sana," ujar Dhany di Purwakarta, Jawa Barat.
Fokus utama BAIC saat ini adalah meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga mencapai 40 persen. Peningkatan TKDN ini merupakan bagian dari komitmen BAIC untuk mendukung industri otomotif Indonesia dan menciptakan nilai tambah di dalam negeri.
Dhany menambahkan, apabila permintaan terhadap produk BAIC meningkat secara signifikan di masa mendatang, maka pendirian pabrik mandiri di Indonesia akan menjadi prioritas.
"Jika volume penjualan mencapai 8 ribu unit, dan kami optimis dapat mencapai angka tersebut dalam lima tahun ke depan, maka kami akan membangun pabrik sendiri di Indonesia," ungkapnya.
Kerja sama antara BAIC dan Handal saat ini berlangsung selama tiga tahun, hingga tahun 2028. Setelah periode tersebut, BAIC memiliki opsi untuk memperpanjang kemitraan atau meningkatkan kapasitas perakitan.
"Kontrak kerja sama ini berlaku selama tiga tahun dan dapat diperpanjang. Kami akan terus memantau perkembangan pasar. Kontrak ini mengikat dengan kondisi saat ini. Mungkin dalam tiga tahun mendatang, kami akan memiliki empat model atau bahkan lebih," jelas Dhany.
Saat ini, BAIC telah memasarkan dua model kendaraan di Indonesia, yaitu BJ40 Plus dan X55-II. Model BJ40 Plus telah dirakit secara lokal di Purwakarta. BAIC memiliki ambisi untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi di kawasan Asia Tenggara.
"Produksi di fasilitas Handal saat ini tidak menjadi masalah. Jika dalam dua tahun kami telah mencapai target TKDN, maka mengapa tidak melakukan ekspor? Perbedaan terletak pada penggunaan komponen dari mana," pungkasnya.
BAIC melihat Indonesia sebagai pasar yang potensial dengan pertumbuhan industri otomotif yang menjanjikan. Dengan komitmen untuk meningkatkan TKDN dan mempertimbangkan investasi pabrik mandiri, BAIC berupaya untuk menjadi pemain kunci dalam industri otomotif Indonesia.