Marsinah: Ikon Perlawanan Buruh yang Tak Lekang Waktu
Marsinah: Ikon Perlawanan Buruh yang Tak Lekang Waktu
Di tengah hiruk pikuk industri dan kerasnya kehidupan, nama Marsinah tetap berkumandang sebagai simbol perlawanan kaum buruh di Indonesia. Lebih dari tiga dekade berlalu sejak kematiannya yang tragis, semangat perjuangannya terus menginspirasi generasi pekerja untuk menuntut hak-hak mereka.
Marsinah, seorang buruh pabrik di era Orde Baru, menjadi suara lantang bagi kaum pekerja yang tercekik oleh upah rendah dan kondisi kerja yang tidak manusiawi. Pada April 1993, ketika pemerintah mengimbau pengusaha untuk menaikkan gaji, Marsinah dan rekan-rekannya merasa tuntutan hidup semakin berat, sementara upah tak kunjung layak. Mereka menuntut pembubaran Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di PT CPS, yang dianggap tidak mewakili aspirasi buruh. Aksi mogok kerja pun digelar untuk menunjukkan keseriusan mereka.
Pada 5 Mei 1993, Marsinah mendatangi Koramil untuk mencari tahu keberadaan 13 rekannya yang ditangkap karena aksi mogok kerja. Namun, sejak saat itu, ia menghilang. Empat hari kemudian, jasadnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Kematiannya yang misterius dan penuh kejanggalan mengguncang dunia perburuhan Indonesia.
Simbol Perjuangan yang Abadi
Kepergian Marsinah meninggalkan luka mendalam bagi kaum buruh. Hingga kini, kasus pembunuhan Marsinah belum terungkap, menyisakan pertanyaan dan tuntutan keadilan yang tak pernah padam. Para buruh terus berjuang untuk upah layak dan menentang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang marak terjadi. Sosok Marsinah menjadi teladan dan penyemangat bagi mereka yang turun ke jalan.
Setiap tahun, nama Marsinah terus disuarakan agar dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Latar belakangnya sebagai buruh akar rumput dianggap representasi yang tepat bagi kaum pekerja. Sebagai seorang perempuan, Marsinah juga menyoroti permasalahan struktural yang dialami buruh wanita, seperti:
- Pelecehan
- Kekerasan seksual
- Peran ganda sebagai ibu dan pencari nafkah
Marsinah adalah simbol perlawanan terhadap penindasan dan ketidakadilan. Keberaniannya melawan rezim otoriter Orde Baru patut diacungi jempol. Kematiannya bukanlah kecelakaan, melainkan konsekuensi dari perjuangan membela hak-hak buruh.
Tuntutan Keadilan dan Pengakuan
Selain wacana gelar pahlawan nasional, organisasi pergerakan buruh terus menuntut agar pemerintah mengusut tuntas kasus pembunuhan Marsinah. Pengungkapan kasus ini dianggap penting agar sejarah kelam tidak terulang kembali.
Marsinah telah menginspirasi banyak buruh perempuan untuk bersuara dan memperjuangkan hak-hak mereka. Ia adalah pelopor demokrasi di masa Orde Baru yang represif. Semangat perjuangannya terus membara di kalangan aktivis buruh hingga kini.
Terlepas dari gelar pahlawan nasional atau pengungkapan kasus pembunuhan, Marsinah akan terus dikenang sebagai ikon perlawanan buruh yang tak lekang waktu. Namanya akan terus menginspirasi generasi pekerja untuk berjuang demi keadilan dan kesejahteraan.
Kematian Marsinah yang janggal dinilai patut diusut atas nama keadilan dan kebenaran. Menunggu kebenaran ditegakkan, Marsinah terus menginspirasi dan menggerakan buruh yang terus memperjuangkan hak mereka.