Supermodel Bianca Balti: Ketegaran di Balik Kehilangan Rambut Akibat Kanker Ovarium
Supermodel Bianca Balti: Ketegaran di Balik Kehilangan Rambut Akibat Kanker Ovarium
Supermodel kenamaan Bianca Balti baru-baru ini muncul di karpet merah Vanity Fair Oscar Party dengan penampilan yang mengejutkan. Tanpa rambut panjangnya yang menjadi ciri khasnya, Balti tampil percaya diri dengan kepala plontos, sebuah konsekuensi dari kemoterapi yang dijalaninya untuk melawan kanker ovarium stadium 3C. Penampilannya yang berani ini bukan sekadar pernyataan mode, melainkan cerminan dari kekuatan batin yang luar biasa yang ia temukan di tengah perjuangan melawan penyakit mematikan tersebut.
Diagnosis kanker ovarium stadium 3C pada September 2024, yang berarti sel kanker telah menyebar di luar area panggul, menjadi titik balik dalam kehidupan Balti. Nyeri perut yang hebat yang dialaminya setahun sebelumnya menjadi pertanda awal dari perjalanan panjang dan penuh tantangan ini. Namun, model berusia 40 tahun asal Italia ini tidak menyerah pada keputusasaan. Keputusan untuk mencukur habis rambutnya saat memulai kemoterapi pada Oktober lalu, merupakan bagian dari upaya Balti untuk mengambil kendali atas situasi yang tengah dihadapinya. Dengan kata-katanya sendiri, ia mengungkapkan bahwa kehilangan rambut justru memberinya kekuatan, melepaskan dirinya dari tekanan untuk selalu tampil menarik dan glamor, dan membuka jalan bagi penerimaan diri yang lebih utuh.
Dalam wawancara dengan The Times, Balti berbagi pengalaman emosionalnya. Ia mengakui rasa terpuruk yang sempat ia rasakan ketika menyaksikan rambut, alis, dan bulu matanya rontok. Namun, ia berhasil mengubah pengalaman tersebut menjadi sebuah kekuatan pendorong. Balti bertekad untuk tidak membiarkan kanker menghancurkan semangatnya. Ia bahkan berani tampil di karpet merah, dengan penampilan yang jauh berbeda dari biasanya, namun tetap memancarkan aura kepercayaan diri yang luar biasa.
Perjuangan Balti terhadap kanker tidak hanya fisik, tetapi juga emosional dan mental. Ia mengungkapkan diagnosis genetik BRCA1 yang didapatkannya pada tahun 2021, yang meningkatkan risiko kanker, serta mastektomi ganda pencegahan yang dijalaninya pada Desember 2022. Semua ini merupakan bagian dari perjalanan panjang dan sulit yang telah dilaluinya. Namun, dalam unggahan Instagram-nya pada Hari Kanker Sedunia, 4 Februari, Balti membagikan pesan harapan dan syukur atas hidupnya yang terasa lebih bermakna sejak didiagnosis mengidap kanker. Ia menggambarkan bagaimana penyakit ini telah mengubah perspektifnya terhadap kehidupan, membuatnya lebih menghargai setiap momen dan bersyukur atas hal-hal kecil yang sering kali diabaikan.
Meskipun perjalanan penyembuhannya belum berakhir, Balti menghadapi masa depan dengan optimisme dan tekad yang kuat. Ia tidak ingin mengubah apa pun dalam perjalanannya yang penuh cobaan ini, karena ia percaya bahwa pengalaman tersebut telah membuatnya lebih mencintai hidup. Kisah Bianca Balti menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa keindahan sejati tidak hanya terletak pada penampilan fisik, tetapi juga pada kekuatan batin dan semangat juang yang tak kenal lelah di tengah tantangan hidup yang berat.
Timeline Perjalanan Bianca Balti:
- 2021: Didiagnosis membawa gen BRCA1.
- Desember 2022: Menjalani mastektomi ganda (pencegahan).
- 8 September 2024: Didiagnosis kanker ovarium stadium 3C.
- 14 Oktober 2024: Memulai kemoterapi.
- 27 Januari 2025: Kemoterapi berakhir.
- Februari 2025: Tampil di karpet merah Vanity Fair Oscar Party.
Kanker ovarium stadium 3C, menurut Ovarian Cancer Research Alliance, menandakan penyebaran sel kanker ke saluran tuba dan organ di luar panggul, bahkan hingga kelenjar getah bening, hati, atau limpa. Tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk stadium ini adalah 39 persen, namun kisah Bianca Balti membuktikan bahwa angka tersebut bukanlah penentu akhir dari sebuah perjuangan.