Evolusi Kecantikan: Tren Perawatan Diri Klasik yang Kembali Digemari

Tren kecantikan terus berputar, menghadirkan kembali praktik-praktik perawatan diri yang populer di masa lalu. Beberapa perawatan yang sempat dianggap kuno, kini kembali digemari dengan sentuhan modern. Dari kuku super panjang hingga penggunaan lendir siput, berikut adalah evolusi tren kecantikan klasik yang kembali populer.

1. Kuku Panjang: Simbol Status dan Ekspresi Diri

Di era kekaisaran Tiongkok, kuku panjang bukan sekadar hiasan, melainkan simbol status sosial. Para bangsawan memanjangkan kuku mereka hingga belasan sentimeter sebagai penanda bahwa mereka tidak perlu melakukan pekerjaan fisik. Permaisuri Cixi dari Dinasti Qing dikenal sebagai ikon tren ini, dengan kuku yang dirawat secara khusus oleh tim dayang dan dilindungi dengan pelapis emas atau satin. Potongan kuku sang permaisuri pun disimpan dalam kotak giok sebagai benda berharga.

Kini, tren kuku panjang kembali hadir, namun dengan interpretasi yang lebih luas. Kuku panjang bukan lagi monopoli kaum bangsawan, melainkan menjadi media ekspresi diri yang kreatif. Dengan bantuan kuku palsu, akrilik, atau biogel, siapa pun dapat memiliki kuku panjang yang dihias dengan berbagai nail art.

2. Penghilangan Rambut Wajah: Dari Ritual Kuno hingga Tren Modern

Praktik menghilangkan rambut wajah telah dilakukan sejak ribuan tahun lalu. Wanita Mesir Kuno menggunakan lilin berbahan dasar gula untuk menghilangkan bulu, sementara wanita bangsawan pada era Renaisans mencabuti rambut di dahi dan alis.

Saat ini, perawatan waxing dan threading menjadi pilihan populer untuk menghilangkan rambut wajah. Waxing menggunakan lilin panas atau campuran gula yang dikelupas untuk mencabut rambut dari akarnya. Threading, teknik yang berasal dari Timur Tengah dan Asia Selatan, menggunakan benang katun yang dipelintir untuk mencabut rambut halus di wajah, terutama di area alis dan kumis.

3. Lendir Siput: Rahasia Kulit Sehat dari Zaman Dahulu

Lendir siput telah lama dikenal sebagai obat kulit tradisional. Pliny the Elder, seorang filsuf dan pengamat alam, menyebutkan bahwa lendir siput dapat membantu menyembuhkan luka bakar. Di Eropa abad pertengahan, apoteker merebus siput untuk membuat pelembap kulit.

Pada era 1980-an, petani siput anggur menyadari bahwa kulit mereka lebih jarang terluka dan lebih cepat sembuh. Hal ini memicu penelitian tentang manfaat lendir siput untuk perawatan kulit. Kini, lendir siput menjadi bahan populer dalam produk kecantikan Korea, karena kandungan asam hialuronat, asam glikolat, peptida, dan antioksidannya yang dapat mempercepat regenerasi kulit, mengurangi peradangan, dan memberikan efek anti-penuaan.

4. Ekstensi Bulu Mata: Dari Jahitan hingga Perekat Modern

Penyambungan bulu mata telah dipraktikkan sejak zaman Mesir kuno. Pada akhir abad ke-19, prosedur ekstensi bulu mata dilakukan dengan menjahit bulu mata langsung ke kelopak mata. Industri bulu mata palsu muncul pada pergantian abad ke-19 dan ke-20, dengan pengrajin wig membuat bulu mata palsu dari sutra dan rambut manusia.

Teknik ekstensi bulu mata modern lebih aman dan nyaman. Bulu mata palsu direkatkan pada bulu mata asli dengan berbagai pilihan warna, panjang, dan bentuk lengkungan. Bahan yang digunakan pun bervariasi, mulai dari sintetis hingga bulu cerpelai.