Kreativitas di Tengah Gelombang: Kisah Mashur, Seniman Perahu dari Semarang

Di pesisir Kota Semarang, tepatnya di daerah Tambakmulyo, Tanjung Mas, seorang nelayan bernama Mashur menghidupi tradisi unik. Di sela kesibukannya melaut, Mashur dikenal sebagai seniman perahu yang mahir menghias dan melukis kapal-kapal nelayan. Keahlian ini bukan sekadar hobi, melainkan cara Mashur untuk menambah penghasilan keluarga.

Keahlian Mashur dalam melukis perahu sudah lama dikenal di kalangan nelayan setempat. Ia tidak hanya mengecat, tetapi juga menciptakan berbagai motif indah pada badan kapal. Mulai dari motif batik tradisional, selendangan yang anggun, hingga tulisan nama kapal yang menjadi identitas bagi para pemiliknya. Perpaduan warna yang cerah dan desain yang kreatif membuat perahu-perahu hasil karya Mashur tampak menonjol di antara yang lain.

"Biasanya ramai kalau lagi musim tertentu, apalagi menjelang hari raya. Ya, lumayanlah buat tambahan, daripada tidak ada sama sekali," ungkap Mashur, menggambarkan bagaimana keahliannya menjadi berkah tersendiri.

Ketekunan Mashur dalam melukis perahu telah membuahkan hasil yang membanggakan. Dengan tangan terampilnya, ia mampu menyelesaikan lukisan pada sebuah perahu besar dalam waktu dua hari. Untuk perahu yang lebih kecil, ia hanya membutuhkan waktu setengah hari. Proses pengerjaan meliputi pelukisan badan kapal dari sisi kanan, kiri, hingga bagian belakang, semuanya dikerjakan dengan detail dan presisi.

Menariknya, Mashur tidak menetapkan tarif khusus untuk jasanya. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada keikhlasan para pemilik kapal. Kisaran upah yang ia terima bervariasi, mulai dari Rp50.000 hingga Rp500.000, tergantung pada ukuran perahu dan tingkat kerumitan desain yang diinginkan.

Keahlian melukis Mashur didapatkan secara otodidak. Ia mengaku hanya sempat mengenyam pendidikan grafika selama satu tahun. Selebihnya, ia belajar sendiri dengan mengamati berbagai gambar dan mencoba mengaplikasikannya langsung pada badan kapal. Proses belajar yang panjang dan penuh trial and error telah mengasah kemampuannya hingga mencapai tingkat yang profesional.

Saat tidak ada pesanan lukisan, Mashur tetap aktif melaut mencari kerang hijau. Ia juga sesekali menerima proyek pemasangan bambu atau pekerjaan borongan lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, melukis kapal tetap menjadi bagian penting dalam hidupnya.

"Ini sudah menjadi bagian dari hidup saya," tuturnya, menggambarkan betapa ia mencintai pekerjaannya sebagai seniman perahu.