Mahasiswa Unila Gelar Aksi Lilin, Suarakan Keadilan untuk Pratama Wijaya Kusuma
Tragedi yang menimpa Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa Universitas Lampung (Unila), memicu gelombang keprihatinan dan aksi solidaritas di kalangan mahasiswa. Ratusan mahasiswa Unila menggelar aksi penyalaan lilin di bundaran air mancur kampus pada Selasa malam, sebagai wujud duka mendalam dan tuntutan atas keadilan terkait kematian Pratama.
Aksi yang dimulai sekitar pukul 20.00 WIB itu, diwarnai suasana khidmat. Para mahasiswa, yang sebagian besar mengenakan pakaian hitam dan membawa bunga mawar merah, berkumpul di sekitar foto Pratama yang dipajang di lokasi. Lantunan doa dari berbagai keyakinan menggema, menyiratkan harapan agar almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.
Koordinator aksi, Zidan, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk solidaritas dan kepedulian terhadap Pratama, yang diduga menjadi korban kekerasan saat mengikuti pendidikan dasar (diksar) yang diadakan oleh Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel). Aksi ini juga menjadi momentum bagi mahasiswa untuk menyuarakan penolakan terhadap segala bentuk kekerasan yang kerap terjadi di lingkungan organisasi mahasiswa di Unila.
Selain doa bersama, aksi tersebut juga diisi dengan pembacaan puisi yang menyentuh hati, menggambarkan perjuangan dan pengalaman yang dialami oleh Pratama. Melalui aksi ini, mahasiswa Unila berharap agar kasus ini dapat diusut tuntas dan keadilan dapat ditegakkan bagi Pratama dan keluarganya. Mereka juga menyerukan kepada seluruh elemen kampus untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif, bebas dari segala bentuk kekerasan dan intimidasi.