Indonesia dan Chili Perkuat Jalinan Ekonomi: Aksesi CPTPP dan Investasi Jadi Fokus Utama

Di sela-sela pertemuan penting Ministerial Council Meeting (MCM) Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) 2025 di Paris, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, bertemu dengan Wakil Menteri Perdagangan Chili, Claudia Sanhueza, untuk membahas penguatan hubungan ekonomi antara kedua negara.

Pertemuan bilateral ini menjadi momentum penting dalam mempererat hubungan yang telah terjalin selama 60 tahun. Pembicaraan difokuskan pada peningkatan kolaborasi dalam berbagai forum internasional, dengan penekanan khusus pada upaya Indonesia untuk bergabung dengan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Airlangga Hartarto menyampaikan apresiasi atas dukungan Chili dalam kerja sama di kawasan Indo-Pasifik, yang sejalan dengan visi kedua negara untuk mendorong ekonomi global yang inklusif dan berkelanjutan.

Aksesi CPTPP sebagai Prioritas Strategis

Keinginan Indonesia untuk bergabung dengan CPTPP menjadi salah satu agenda utama dalam pertemuan tersebut. Airlangga Hartarto menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian integral dari transformasi ekonomi Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045. Bergabungnya Indonesia diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi CPTPP sebagai blok perdagangan modern dan memperkuat ketahanan rantai pasok di kawasan.

Indonesia telah secara resmi menyerahkan questionnaire sebagai negara aspirasi kepada pemerintah Selandia Baru selaku depository country pada 12 Mei 2025, dengan target menjadi anggota penuh CPTPP pada tahun 2027. Dukungan dari Chili sangat diharapkan dalam pembentukan Accession Working Group di forum Komisi CPTPP.

Dukungan untuk Aksesi OECD dan Pelajaran dari Chili

Selain CPTPP, Airlangga Hartarto juga menyampaikan terima kasih atas dukungan Chili terhadap proses aksesi Indonesia ke OECD. Indonesia telah menyerahkan Initial Memorandum dalam waktu kurang dari satu tahun setelah menerima Accession Roadmap dari OECD pada Februari 2024. Dokumen ini mencerminkan komitmen kuat Indonesia untuk memenuhi standar dan prinsip-prinsip OECD, dengan harapan proses aksesi dapat diselesaikan dalam waktu tiga tahun. Pengalaman Chili yang berhasil menyelesaikan proses aksesi dalam waktu singkat diharapkan dapat menjadi referensi berharga bagi Indonesia.

Peningkatan Kerja Sama Ekonomi Bilateral

Kerja sama ekonomi bilateral, terutama melalui Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA), menjadi fokus penting dalam pembicaraan antara Airlangga Hartarto dan Claudia Sanhueza. Kedua belah pihak mencatat peningkatan signifikan dalam volume perdagangan, yang hampir dua kali lipat dari tahun 2020 hingga 2024, dengan total nilai perdagangan mencapai 473 juta dollar Amerika Serikat pada tahun 2024. Selain itu, Indonesia dan Chili juga telah meluncurkan negosiasi perjanjian investasi di bawah IC-CEPA pada 13 Juni 2024.

Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 25 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di berbagai sektor strategis, seperti energi terbarukan, mineral kritis, dan teknologi pemrosesan logam. KEK ini menawarkan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal bagi investor. Salah satu contoh konkret kerja sama investasi adalah pembangunan pabrik bola baja oleh PT Elecmetal Longteng Indonesia (perusahaan patungan Chili-Tiongkok) di Kawasan Industri Terpadu Batang dengan nilai investasi sebesar Rp 600 miliar.

Indonesia mengundang Chili untuk berinvestasi di berbagai sektor strategis di Indonesia. Indonesia juga mendukung rencana Chili untuk bergabung dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Kehadiran Chili dalam RCEP akan memperluas jangkauan perjanjian tersebut ke Amerika Selatan dan memperkuat konektivitas antara RCEP dan CPTPP sebagai dua blok perdagangan utama di kawasan.

Pertemuan bilateral ini mencerminkan komitmen kedua negara untuk terus memperkuat kerja sama ekonomi, baik dalam kerangka bilateral maupun multilateral. Airlangga Hartarto menutup pertemuan dengan keyakinan bahwa hubungan Indonesia–Chili akan semakin kokoh dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat kedua negara.