Antisipasi Lonjakan COVID-19: DPR Minta Pemerintah Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Kenaikan Kasus di Asia
Kewaspadaan terhadap potensi lonjakan kasus COVID-19 di kawasan Asia Tenggara dan Hong Kong menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetyani Aher, mendesak pemerintah untuk mengambil langkah responsif guna mencegah penyebaran yang meluas di Indonesia. Peringatan ini muncul seiring dengan laporan peningkatan kasus di beberapa negara tetangga, termasuk Malaysia dan Hong Kong.
Netty menekankan bahwa pemerintah tidak boleh mengabaikan sinyal-sinyal peningkatan kasus COVID-19 di negara-negara tetangga. Ia menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi gelombang baru. "Peningkatan kasus COVID-19 di Thailand, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong harus menjadi alarm kewaspadaan bagi Indonesia. Kita tidak boleh lengah," ujarnya.
Netty juga menyoroti tren peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia pada minggu ke-21, meskipun persentasenya masih relatif kecil, yaitu dari 0 persen menjadi 5 persen. Ia mengapresiasi langkah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang telah mengeluarkan surat edaran sebagai bentuk antisipasi. Namun, ia mengingatkan bahwa surat edaran tersebut harus diimplementasikan secara efektif dan tidak hanya berhenti di meja birokrasi.
"Surat Edaran tidak cukup jika hanya berhenti di meja birokrasi. Perlu ada percepatan koordinasi lintas sektor hingga ke level fasilitas kesehatan terdepan di lapangan," tegasnya.
Lebih lanjut, Netty menekankan pentingnya komunikasi publik yang jelas dan terstruktur untuk mencegah kepanikan di masyarakat. Selain itu, edukasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), penggunaan masker bagi yang sakit, dan kesadaran untuk segera memeriksakan diri jika bergejala harus terus digencarkan.
"Edukasi soal pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, penggunaan masker bagi yang sakit, serta kesadaran untuk segera memeriksakan diri jika bergejala, harus terus digencarkan. Jangan sampai masyarakat justru abai karena merasa pandemi sudah usai," ungkap Netty.
Selain itu, Netty juga meminta peningkatan pengawasan terhadap mobilitas warga, terutama di pintu-pintu masuk ke Indonesia. Ia menekankan bahwa mobilitas warga dari luar negeri ke Indonesia dapat menjadi salah satu pintu penularan COVID-19.
"Mobilitas warga dari satu tempat ke tempat lain, dari luar negeri ke Indonesia, itu menjadi salah satu pintu penularan COVID-19," jelasnya.
Netty mendorong agar sistem kesehatan nasional tetap disiagakan sepenuhnya guna menghadapi potensi gelombang baru COVID-19. Ia berharap pemerintah dapat belajar dari pengalaman penanggulangan COVID-19 sebelumnya.
"Pemerintah tetap harus menyiagakan sistem layanan kesehatan, termasuk ketersediaan fasilitas, tenaga medis, dan alat pelindung diri (APD) jika terjadi lonjakan kasus secara tiba-tiba," ujar Netty.
"Kita sudah belajar banyak selama pandemi kemarin. Jangan sampai kita mengulang ketidaksiapan hanya karena terlalu percaya diri melihat tren penurunan," sambungnya.
Kementerian Kesehatan RI melaporkan situasi terkini kasus COVID-19 di Indonesia. Selama periode 25-31 Mei, terdapat penambahan 7 kasus COVID-19, menjadikan total kasus sebanyak 72 pasien sepanjang 2025.
"Pada 25-31 Mei, positivity rate sebesar 2,05 persen. Artinya dari 100 orang yang diperiksa, terdapat 2 orang yang hasilnya positif COVID-19," terang Kemenkes.