Aktivitas Vulkanik Meningkat di Tangkuban Parahu, Objek Wisata Tetap Beroperasi dengan Protokol Ketat
Gunung Tangkuban Parahu, sebuah ikon wisata Jawa Barat, menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik dalam beberapa hari terakhir. Meskipun demikian, pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu memastikan bahwa kawasan wisata tersebut tetap dibuka untuk umum, dengan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diperketat.
Ruslan Kaban, Direktur Operasional TWA Gunung Tangkuban Parahu, menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas vulkanik merupakan hal yang wajar mengingat status gunung berapi yang aktif. "Namanya juga gunung berapi, ini kan masih aktif memang pasti ada naik turun aktivitasnya," ujarnya. Ia menekankan bahwa keselamatan pengunjung tetap menjadi prioritas utama, dan operasional wisata dijalankan dengan SOP yang ketat.
Salah satu langkah antisipasi yang diterapkan adalah pengaturan parkir kendaraan roda empat. Kendaraan di area parkir diwajibkan menghadap ke arah luar kawah untuk mempermudah dan mempercepat proses evakuasi jika terjadi situasi darurat. "Di parkiran kendaraan roda empat harus menghadap ke luar bukan ke kawah. Jadi jika terjadi sesuatu tidak terjadi kepanikan," jelas Ruslan.
Pengelola TWA Gunung Tangkuban Parahu juga menjalin koordinasi intensif dengan Badan Geologi untuk memantau perkembangan kondisi gunung secara berkala. Informasi terkini dari Badan Geologi menjadi dasar pengambilan keputusan terkait operasional wisata.
Badan Geologi sendiri melaporkan adanya peningkatan aktivitas kegempaan di sekitar Gunung Tangkuban Parahu. Muhammad Wafid, Kepala Badan Geologi, mengungkapkan bahwa rekaman kegempaan dari tanggal 30 Mei hingga 2 Juni 2025 menunjukkan peningkatan gempa hembusan dan gempa low frekuensi.
- Gempa Hembusan: Terjadi peningkatan dengan kisaran 21–37 kejadian.
- Gempa Low Frekuensi: Mencapai 134 kejadian.
Selain itu, Badan Geologi juga mencatat adanya perubahan struktur tubuh gunung melalui metode deformasi, yang mengindikasikan adanya tekanan dari dalam gunung yang meningkat. "Pola gempa yang terjadi, terutama gempa berfrekuensi rendah, menunjukkan adanya pergerakan fluida di kedalaman dangkal. Ini berkorelasi langsung dengan peningkatan intensitas hembusan gas dari kawah," kata Wafid.
Meskipun demikian, dengan penerapan SOP yang ketat dan koordinasi yang baik antara pengelola TWA Gunung Tangkuban Parahu dan Badan Geologi, aktivitas wisata di kawasan tersebut tetap berjalan dengan aman dan terkendali. Pengunjung diimbau untuk selalu mengikuti arahan petugas dan mematuhi peraturan yang berlaku demi keselamatan bersama.