Purnawirawan TNI Senior Desak MPR dan DPR Lakukan Pemakzulan Terhadap Wakil Presiden Gibran
Desakan Pemakzulan Wakil Presiden Gibran Menguat dari Kalangan Purnawirawan TNI
Empat jenderal purnawirawan TNI secara resmi menyampaikan surat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), mendesak agar proses pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka segera dilakukan. Surat bernomor 003/FPPTNI/V/2025 tersebut telah dikirimkan pada Senin, 2 Juni 2025, dan telah diterima oleh Sekretariat Jenderal MPR serta Sekretariat Jenderal DPR.
Sekretaris Forum Purnawirawan Prajurit TNI, Bimo Satrio, mengonfirmasi pengiriman surat tersebut. Desakan ini tertuang dalam surat tertanggal 26 Mei 2025, yang ditujukan langsung kepada Ketua MPR Ahmad Muzani dan Ketua DPR Puan Maharani. Isi surat tersebut secara tegas mengusulkan agar MPR dan DPR segera memproses pemakzulan Wakil Presiden Gibran sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Surat tersebut ditandatangani oleh empat tokoh purnawirawan TNI dengan rekam jejak yang mumpuni, yaitu:
- Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi
- Marsekal TNI (Purn) Hanafie Asnan
- Jenderal TNI (Purn) Tyasno Soedarto
- Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto
Keempatnya merupakan figur penting dalam sejarah TNI dan memiliki pengalaman yang luas di berbagai bidang.
Profil Singkat Para Purnawirawan Penandatangan Surat
1. Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi:
Lahir pada 26 Juli 1947, Fachrul Razi adalah seorang purnawirawan jenderal yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama pada pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sebelum pensiun, ia menduduki sejumlah posisi strategis di TNI, termasuk Kepala Staf Umum TNI (1998-1999), Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan Keamanan (1999), dan Wakil Panglima TNI (1999-2000). Fachrul Razi juga dikenal sebagai bagian dari Bravo 5, kelompok relawan yang mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.
2. Marsekal TNI (Purn) Hanafie Asnan:
Marsekal Hanafie Asnan lahir di Bangkalan, Jawa Timur, pada 7 November 1945. Ia memulai karirnya di TNI Angkatan Udara setelah lulus dari Akabri Bagian Udara pada tahun 1969. Jabatan tertinggi yang pernah diembannya adalah Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) dari tahun 1998 hingga 2002.
3. Jenderal TNI (Purn) Tyasno Soedarto:
Tyasno Soedarto lahir di Magelang, Jawa Tengah, pada 14 November 1948. Ia menyelesaikan pendidikan militernya di Akabri pada tahun 1970. Sepanjang karirnya, ia pernah menjabat sebagai Pangdam IV/Diponegoro, Kepala Badan Intelijen Strategis TNI (1999), dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dari tahun 1999 hingga 2000.
4. Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto:
Slamet Soebijanto menyelesaikan pendidikan militernya di Akabri Bagian Laut pada tahun 1973. Ia juga mengikuti pendidikan Alut Baru/Ops. School di Belanda pada tahun 1980. Beberapa posisi penting yang pernah dipegangnya antara lain Kasie Navi KRI Thamrin (1974), Kadep Navop KRI Rakata (1980), Kasilingstra Ditdik Seskoal (1991), Waasrenum TNI (2000), Wagub Lemhannas (2003), dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dari tahun 2005 hingga 2007.