Tragedi Minibus di Giribangun: Diduga Overkapasitas Jadi Pemicu Kecelakaan Maut

Karanganyar digegerkan dengan kecelakaan tunggal yang melibatkan sebuah minibus di kawasan parkir Astana Giribangun, Matesih, Karanganyar, Senin (2/6/2025) malam. Insiden tragis ini menelan satu korban jiwa dan melukai beberapa penumpang lainnya. Pihak kepolisian masih terus melakukan investigasi mendalam untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan tersebut. Dugaan sementara mengarah pada kelebihan kapasitas penumpang sebagai faktor utama.

Kasatlantas Polres Karanganyar, AKP Agista Ryan Mulyanto, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah berupaya memverifikasi jumlah pasti penumpang di dalam minibus bernomor polisi AD-7266-AF itu. Kapasitas resmi kendaraan tersebut adalah 16 orang. Namun, indikasi kuat menunjukkan bahwa jumlah penumpang saat kejadian melebihi kapasitas tersebut. "Kami masih mendata jumlah penumpang. Intinya, kapasitas bus itu 16 orang," ujar AKP Agista.

Proses olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) telah dilakukan secara intensif guna mengumpulkan bukti-bukti yang akurat. Kanitgakkum Satlantas Polres Karanganyar, Iptu Sukarno Yudho, menjelaskan bahwa fokus utama olah TKP adalah untuk mengetahui secara detail rangkaian kejadian, termasuk kemungkinan adanya pelanggaran terkait kapasitas muatan. "Nanti kami dalami dulu, kita periksa saksi-saksi, baik saksi penumpang maupun saksi di TKP," jelas Iptu Yudho.

Keterangan dari pengemudi minibus belum dapat diperoleh karena yang bersangkutan masih mengalami trauma mendalam akibat kecelakaan tersebut. Hal ini tentu menjadi kendala tersendiri bagi pihak kepolisian dalam merangkai kronologi kejadian secara utuh.

Seorang warga sekitar bernama Andri menuturkan bahwa ia mendengar suara benturan keras sebelum melihat minibus tersebut terguling. "Dengar suara 'krosak' terus 'duk' gitu, posisi bis sudah terguling," ujarnya. Menurut Andri, minibus tersebut sedang dalam perjalanan menanjak menuju Giribangun sebelum akhirnya menabrak pohon dan fondasi pagar di sekitar lokasi. Ia juga menambahkan bahwa minimnya penerangan jalan di sekitar lokasi kejadian turut memperburuk situasi.

"Yang jelas lampu penerangan sih yang kurang. Lampu penerangannya kan yang di situ sudah tidak ada. Sama rambu-rambu. Kalau rambu-rambu sudah ada. Cuman penerangan yang kurang itu," jelasnya.

Ketua RW 12 Dusun Bati, Desa Girilayu, Sumarno Pranoto, memberikan informasi yang mengejutkan. Menurutnya, terdapat 27 penumpang di dalam minibus saat kecelakaan terjadi. Mereka adalah warga yang baru saja menjenguk kerabat di Puskesmas Karangpandan. "Pulang, nanjak, tidak kuat terus ngglondor," ungkap Sumarno. Ia menambahkan bahwa minibus tersebut sering digunakan warga untuk berbagai keperluan, termasuk menjenguk orang sakit dan menghadiri acara pernikahan.

Berikut poin-poin penting yang sedang didalami pihak kepolisian:

  • Jumlah Penumpang: Verifikasi jumlah pasti penumpang saat kejadian, yang diduga melebihi kapasitas.
  • Kondisi Kendaraan: Pemeriksaan kondisi teknis minibus, termasuk kemungkinan adanya masalah mesin atau pengereman.
  • Faktor Manusia: Penyelidikan terhadap pengemudi, termasuk kondisi fisik dan psikologis saat mengemudi.
  • Kondisi Jalan: Evaluasi kondisi jalan, termasuk penerangan dan rambu-rambu lalu lintas.

Penyelidikan lebih lanjut masih terus dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan dan menentukan pihak-pihak yang bertanggung jawab.