KKP Jalin Kemitraan Strategis dengan Institusi Tiongkok untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan Anak Nelayan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mempererat kerja sama internasional dengan menggandeng First Institute of Oceanography (FIO) dari Tiongkok. Kemitraan ini diwujudkan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor kelautan dan perikanan, dengan fokus utama pada pendidikan vokasi bagi putra-putri nelayan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP), I Nyoman Radiarta, menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan respons terhadap isu-isu kelautan yang selaras dengan program prioritas pemerintah berbasis ekonomi biru, serta untuk mendukung ketahanan pangan nasional. MoU ini mencakup beberapa poin krusial, antara lain:

  • Penguatan pendidikan melalui program akademik yang komprehensif.
  • Penyelenggaraan lokakarya untuk meningkatkan kompetensi.
  • Pertukaran pengetahuan dan keahlian di berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan manajemen kelautan.

Selain itu, kerja sama ini juga mencakup upaya pencegahan dan mitigasi bencana laut, serta konservasi keanekaragaman hayati laut. KKP berencana menggabungkan 11 satuan pendidikan kelautan dan perikanan menjadi satu lembaga tunggal bernama Ocean Institute of Indonesia (OII).

"Melalui kolaborasi dengan FIO, kami juga akan memperkuat kajian dan riset yang bersifat strategis, termasuk melalui pembentukan pusat pelatihan kelautan, pembangunan stasiun observasi laut dan cuaca, serta pengelolaan pusat data secara bersama," ungkap I Nyoman.

Penanganan sampah laut juga menjadi prioritas dalam kebijakan ekonomi biru. Inisiatif ini merupakan bagian dari lima program prioritas ekonomi biru, mengingat masalah sampah plastik di laut semakin mendesak. Selain itu, KKP juga akan memperkuat program capacity building untuk mendukung pembangunan perikanan inklusif dan berkelanjutan.

Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Alan Frendy Koropitan, mengungkapkan bahwa terdapat 487 dosen yang tersebar di seluruh politeknik di Indonesia. Ia berharap kemitraan dengan FIO dapat mewujudkan universitas atau pendidikan tinggi vokasi yang berfokus pada kelautan dan perikanan.

"Melalui kerja sama teknis dengan FIO, kami akan melakukan pertukaran saintis dan dosen untuk mengembangkan sains dan teknologi di bidang kelautan," jelas Alan. Ia juga menegaskan pentingnya OII dan afirmasi dalam merekrut taruna dan mahasiswa dari kalangan anak nelayan, yang didasari oleh landasan hukum yang kuat.